Acuhkan Larangan Menpan, Ratusan Guru Berangkat ke Jakarta
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Larangan Menpan Yuddy Chrisnandi untuk merayakan HUT PGRI tidak digubris oleh para pendidik di Gunungkidul.
PGRI Gunungkidul justru siap memberangkatkan 403 guru untuk menghadiri acara akbar Hut PGRI di Jakarta.
Ketua PGRI Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan, keberangkatan ratusan guru itu bukan berarti sebagai bentuk pembangkangan.
Namun, jika ditilik berdasar Surat Edaran Nomor B/3909/M.PANRB/12/2015 tertanggal 7 Desember 2015, larangan itu hanya untuk peringatan Hari Guru saja.
Dengan demikian untuk puncak peringatan HUT PGRI tidak disebutkan. "Kita harus memahami konteksnya dulu, antara hari Guru dan PGRI. Kita tetap akan berangkatkan untuk mengikuti acara di Jakarta," terangnya.
Menurutnya, pemerintah pusat terutama Kemenpan dan RB memiliki ketakutan atau kekhawatiran agenda besar PGRI ini akan mengganggu proses belajar mengajar.
Namun dia memastikan hal tersebut tidak akan terjadi.” Keberangkatan dilakukan setelah jam mengajar,” katanya.
Sebelum pemberangkatan, pihaknya sudah membuat perencanaan sehingga agenda tersebut bisa berjalan lancar dan tidak ada siswa atau peserta didik telantar karena tidak diajar.
"Kiat berangkat Sabtu 12 Desember 2015 siang dan Senin pagi 14 Desember 2015 sudah berada di sekolah masing-masing. Jadi tidak akan terganggu," pungkasnya.
Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Dody Wijaya menyatakan tidak mempermasalahkan keberangkatan para guru untuk bernangkat mengahdiri Hut PGRI di Jakarta.
keberangkatan itu lanjutnya merupakan hak-hak masing individu. "Terlebih lagi PGRI merupakan organisasi mandiri, sehingga tidak ada masalah mengundang anggotanya untuk melakukan sebuah kegiatan," tandasnya.
Dia hanya berpesan, keberangkatan ke Jakarta tidak meninggalkan pekerjaan rumah dengan terlantarnya para murid."Saya kira semua sudah diatur dan bisa berjalan. Yang penting tidak menelantarkan murid, itu saja," pungkas politisi PAN ini.
PGRI Gunungkidul justru siap memberangkatkan 403 guru untuk menghadiri acara akbar Hut PGRI di Jakarta.
Ketua PGRI Gunungkidul Bahron Rosyid mengatakan, keberangkatan ratusan guru itu bukan berarti sebagai bentuk pembangkangan.
Namun, jika ditilik berdasar Surat Edaran Nomor B/3909/M.PANRB/12/2015 tertanggal 7 Desember 2015, larangan itu hanya untuk peringatan Hari Guru saja.
Dengan demikian untuk puncak peringatan HUT PGRI tidak disebutkan. "Kita harus memahami konteksnya dulu, antara hari Guru dan PGRI. Kita tetap akan berangkatkan untuk mengikuti acara di Jakarta," terangnya.
Menurutnya, pemerintah pusat terutama Kemenpan dan RB memiliki ketakutan atau kekhawatiran agenda besar PGRI ini akan mengganggu proses belajar mengajar.
Namun dia memastikan hal tersebut tidak akan terjadi.” Keberangkatan dilakukan setelah jam mengajar,” katanya.
Sebelum pemberangkatan, pihaknya sudah membuat perencanaan sehingga agenda tersebut bisa berjalan lancar dan tidak ada siswa atau peserta didik telantar karena tidak diajar.
"Kiat berangkat Sabtu 12 Desember 2015 siang dan Senin pagi 14 Desember 2015 sudah berada di sekolah masing-masing. Jadi tidak akan terganggu," pungkasnya.
Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Dody Wijaya menyatakan tidak mempermasalahkan keberangkatan para guru untuk bernangkat mengahdiri Hut PGRI di Jakarta.
keberangkatan itu lanjutnya merupakan hak-hak masing individu. "Terlebih lagi PGRI merupakan organisasi mandiri, sehingga tidak ada masalah mengundang anggotanya untuk melakukan sebuah kegiatan," tandasnya.
Dia hanya berpesan, keberangkatan ke Jakarta tidak meninggalkan pekerjaan rumah dengan terlantarnya para murid."Saya kira semua sudah diatur dan bisa berjalan. Yang penting tidak menelantarkan murid, itu saja," pungkas politisi PAN ini.
(nag)