Dramatis, Warga Evakuasi Bayi Korban Banjir dengan Kulkas
A
A
A
BUKITTINGGI - Proses evakuasi bayi korban banjir di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, berlangsung dramatis. Warga terpaksa menyelamatkan bayi dan orangtuanya yang terjebak di dalam rumah dan terkepung banjir setinggi satu meter ini dengan menggunakan kulkas bekas.
Warga RT 02/RW 01 Kelurahan Pulai Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumbar ini terpaksa menggunakan kulkas bekas saat mengevakuasi korban banjir yang terjebak di dalam rumah.
Proses evakuasi darurat ini pun berlangsung dramatis. Warga yang melihat proses penyelamatan bayi dan orangtuanya yang dimasukkan ke dalam kulkas ini resah jika di tengah derasnya arus banjir membuat kulkas bekas terbalik.
Wa'i, salah seorang warga menyebutkan, warga terpaksa menggunakan apa pun yang bisa dipakai untuk menyelamatkan korban banjir yang terjebak di dalam rumahnya.
Selain bayi dan ibunya ini, warga sebelumnya juga telah menyelamatkan belasan balita dan lansia yang terjebak di dalam rumah dan terkepung banjir.
"Masyarakat mengevakuasi pakai bekas-bekas kulkas rusak itu, barang bekas yang dikumpulkan pemulung ini dulu yang dipakai sementara," ujar Wa'i.
Hujan deras yang mengguyur Kota Bukittinggi sejak pukul 01.00 hingga pukul 05.00, Jumat (6/11/2015) membuat sekitar 70 unit rumah di kawasan ini terendam banjir. Ketinggian banjir di halaman dan jalan bervariasi hingga mencapai satu meter.
Menurut warga, setiap hujan deras turun, permukiman di sekitar Mapolsek Kota Bukittinggi ini kerap dilanda banjir.
Arus deras banjir yang datang tiba-tiba dari daerah ketinggian, seperti Jambu Air, Birugo, Tarok Dipo, membuat warga tidak sempat menyelamatkan diri keluar ke tempat yang lebih tinggi.
Warga yang tidak menduga akan datangnya banjir ini pun terjebak di dalam rumah.
Warga RT 02/RW 01 Kelurahan Pulai Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumbar ini terpaksa menggunakan kulkas bekas saat mengevakuasi korban banjir yang terjebak di dalam rumah.
Proses evakuasi darurat ini pun berlangsung dramatis. Warga yang melihat proses penyelamatan bayi dan orangtuanya yang dimasukkan ke dalam kulkas ini resah jika di tengah derasnya arus banjir membuat kulkas bekas terbalik.
Wa'i, salah seorang warga menyebutkan, warga terpaksa menggunakan apa pun yang bisa dipakai untuk menyelamatkan korban banjir yang terjebak di dalam rumahnya.
Selain bayi dan ibunya ini, warga sebelumnya juga telah menyelamatkan belasan balita dan lansia yang terjebak di dalam rumah dan terkepung banjir.
"Masyarakat mengevakuasi pakai bekas-bekas kulkas rusak itu, barang bekas yang dikumpulkan pemulung ini dulu yang dipakai sementara," ujar Wa'i.
Hujan deras yang mengguyur Kota Bukittinggi sejak pukul 01.00 hingga pukul 05.00, Jumat (6/11/2015) membuat sekitar 70 unit rumah di kawasan ini terendam banjir. Ketinggian banjir di halaman dan jalan bervariasi hingga mencapai satu meter.
Menurut warga, setiap hujan deras turun, permukiman di sekitar Mapolsek Kota Bukittinggi ini kerap dilanda banjir.
Arus deras banjir yang datang tiba-tiba dari daerah ketinggian, seperti Jambu Air, Birugo, Tarok Dipo, membuat warga tidak sempat menyelamatkan diri keluar ke tempat yang lebih tinggi.
Warga yang tidak menduga akan datangnya banjir ini pun terjebak di dalam rumah.
(zik)