Jalan Panjang Membangkitkan Pariwisata Setelah Tragedi Bom Bali
A
A
A
MANGUPURA - Tragedi Bom Bali tidak hanya membuat korban tewas dan luka. Dunia pariwisata Bali pun hancur. Sekitar 10 tahun lebih pihak Pemerintah Kabupaten Badung memulihkan wisata Bali seperti sekarang ini.
Menurut Pelaksana Tugas Bupati Badung I Nyoman Harry Yudha, pariwisata di Kuta, Badung ini terpuruk bertahun-tahun. Setelah dihantam Bom Bali I pada tahun 2002 kemudian dihantam lagi Bom Bali II pada tahun 2005.
"Situasi 13 tahun lalu itu mengerikan, ekonomi Bali terpuruk, akibat dari pariwisata kita mati," ujarnya di Legian, Kuta, Badung, Senin (12/10/2015).
Setelah ada peristiwa bom Bali itu, semua wisatawan asing minta pulang ke negaranya. Bandara saat itu juga jadi kacau. Para wisatawan berbondong-bondong balik ke negaranya masing-masing karena merasa Bali sudah tidak aman lagi.
"Kurang lebih 10 tahun kami memulihkan pariwisata Bali ini. Segala upaya dan cara promosi pariwisata kita genjot. Setiap ada event-even kita promosi pariwisata Bali," katanya.
Dia menambahkan, Bali saat ini sudah aman. Terbukti, Pulau Dewata kini menjadi tempat event-event internasional, seperti Miss Universe, APEC, dan event lainnya.
Untuk memulihkan perekonomian dan pariwisata di Bali tidak mudah. Hal tersebut diakui salah seorang penjual aksesori di Jalan Legian, Ketut Wayatri. "Setelah ada bom Bali usaha saya hancur. Waktu itu tidak ada wisatawan yang datang kemari, mereka menganggap Bali tidak aman."
Dia mengaku sempat putus asa dengan situasi saat itu. Bila pariwisata Bali tidak pulih kembali, dia tidak tahu akan menghidupi keluarganya dengan apa. "Sekarang kita bersyukur karena itu semua sudah selesai dan pariwisata sudah kembali pulih," ucap perempuan paruh baya ini.
Menurut Pelaksana Tugas Bupati Badung I Nyoman Harry Yudha, pariwisata di Kuta, Badung ini terpuruk bertahun-tahun. Setelah dihantam Bom Bali I pada tahun 2002 kemudian dihantam lagi Bom Bali II pada tahun 2005.
"Situasi 13 tahun lalu itu mengerikan, ekonomi Bali terpuruk, akibat dari pariwisata kita mati," ujarnya di Legian, Kuta, Badung, Senin (12/10/2015).
Setelah ada peristiwa bom Bali itu, semua wisatawan asing minta pulang ke negaranya. Bandara saat itu juga jadi kacau. Para wisatawan berbondong-bondong balik ke negaranya masing-masing karena merasa Bali sudah tidak aman lagi.
"Kurang lebih 10 tahun kami memulihkan pariwisata Bali ini. Segala upaya dan cara promosi pariwisata kita genjot. Setiap ada event-even kita promosi pariwisata Bali," katanya.
Dia menambahkan, Bali saat ini sudah aman. Terbukti, Pulau Dewata kini menjadi tempat event-event internasional, seperti Miss Universe, APEC, dan event lainnya.
Untuk memulihkan perekonomian dan pariwisata di Bali tidak mudah. Hal tersebut diakui salah seorang penjual aksesori di Jalan Legian, Ketut Wayatri. "Setelah ada bom Bali usaha saya hancur. Waktu itu tidak ada wisatawan yang datang kemari, mereka menganggap Bali tidak aman."
Dia mengaku sempat putus asa dengan situasi saat itu. Bila pariwisata Bali tidak pulih kembali, dia tidak tahu akan menghidupi keluarganya dengan apa. "Sekarang kita bersyukur karena itu semua sudah selesai dan pariwisata sudah kembali pulih," ucap perempuan paruh baya ini.
(zik)