Syiza Tewas Tertimpa Pagar SMPN 2 Enrekang
A
A
A
ENREKANG - Nasib nahas dialami Syiza (7), bocah cilik yang masih duduk di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyah. Syiza meregang nyawa tertimpa pagar SMPN 2 Enrekang, saat lepas sambut Kepala SMPN 2 Enrekang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kejadian nahas itu bermula saat Syiza yang merupakan warga Batili, Kecamatan Enrekang itu pulang sekolah, pada Sabtu 19 September 2015.
Syiza pun langsung menuju ke SMPN 2 Enrekang tempat ibunya mengajar yang berdampingan dengan TK Aisyah. Lantaran ada kegiatan lepas sambut pejabat Kepala SMPN 2 Enrekang, Syiza sibuk bermain sendiri di pagar gerbang sekolah.
Tiba-tiba saja, pagar troli besi yang menjadi pagar gerbang sekolah roboh dan langsung menimpa gadis malang itu. Sebelum kejadian, sejumlah guru dan siswa SMPN 2 Enrekang sempat mengingatkan korban agar tidak bermain-main di pagar.
"Tidak ada yang melihat langsung kejadian itu. Tapi orang-orang berlarian setelah mendengar suara keras dan mendapati anak ini sudah tertimpa pagar besi yang terlepas dari pengaitnya," kata Jelas Baharuddin Kepala Sekolah SMP 2 Enrekang.
Korban Syiza pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Massenrempulu agar segera mendapat perawatan medis. Sayangnya, nyawa Syiza tak dapat tertolong lagi saat tiba di RSU milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang.
Jumriah, Ibu Syiza terlihat syok saat mengetahui anaknya tewas tertimpa pagar besi sekolah tempatnya mengajar. Meski begitu, Jumriah mengaku pasrah dan mengikhlaskan kepergian putri bungsunya itu.
“Sebelum peristiwa nahas ini terjadi, banyak tanda-tanda yang diperlihatkan ke saya. Tapi saya tak menyangka tanda-tanda itu sebagai isyarat Syiza akan meninggalkan saya untuk selamanya. Kami pasrah," terang Jumriah.
Terpisah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Massenrempulu Sri Yanti Ningsih mengaku prihatin dengan kejadian yang dialami Syiza, siswi TK Aisyah yang tewas tertimpa pagar sekolah.
Kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua sekolah agar keamanan fasilitas sekolah menjadi perhatian utama. “Gerakan Enrekang menuju kota layak anak tak kan bisa tercapai jika tidak ada tempat bermain anak yang aman," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kejadian nahas itu bermula saat Syiza yang merupakan warga Batili, Kecamatan Enrekang itu pulang sekolah, pada Sabtu 19 September 2015.
Syiza pun langsung menuju ke SMPN 2 Enrekang tempat ibunya mengajar yang berdampingan dengan TK Aisyah. Lantaran ada kegiatan lepas sambut pejabat Kepala SMPN 2 Enrekang, Syiza sibuk bermain sendiri di pagar gerbang sekolah.
Tiba-tiba saja, pagar troli besi yang menjadi pagar gerbang sekolah roboh dan langsung menimpa gadis malang itu. Sebelum kejadian, sejumlah guru dan siswa SMPN 2 Enrekang sempat mengingatkan korban agar tidak bermain-main di pagar.
"Tidak ada yang melihat langsung kejadian itu. Tapi orang-orang berlarian setelah mendengar suara keras dan mendapati anak ini sudah tertimpa pagar besi yang terlepas dari pengaitnya," kata Jelas Baharuddin Kepala Sekolah SMP 2 Enrekang.
Korban Syiza pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Massenrempulu agar segera mendapat perawatan medis. Sayangnya, nyawa Syiza tak dapat tertolong lagi saat tiba di RSU milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang.
Jumriah, Ibu Syiza terlihat syok saat mengetahui anaknya tewas tertimpa pagar besi sekolah tempatnya mengajar. Meski begitu, Jumriah mengaku pasrah dan mengikhlaskan kepergian putri bungsunya itu.
“Sebelum peristiwa nahas ini terjadi, banyak tanda-tanda yang diperlihatkan ke saya. Tapi saya tak menyangka tanda-tanda itu sebagai isyarat Syiza akan meninggalkan saya untuk selamanya. Kami pasrah," terang Jumriah.
Terpisah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Massenrempulu Sri Yanti Ningsih mengaku prihatin dengan kejadian yang dialami Syiza, siswi TK Aisyah yang tewas tertimpa pagar sekolah.
Kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua sekolah agar keamanan fasilitas sekolah menjadi perhatian utama. “Gerakan Enrekang menuju kota layak anak tak kan bisa tercapai jika tidak ada tempat bermain anak yang aman," pungkasnya.
(san)