Kabut Pekat, Sumsel Diultimatum

Kamis, 10 September 2015 - 11:50 WIB
Kabut Pekat, Sumsel Diultimatum
Kabut Pekat, Sumsel Diultimatum
A A A
PEKANBARU - BNPB mengultimatum tiga pemerintah provinsi (pemprov) di Sumatera, yakni Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan (Sumsel) menuntaskan pemadaman kebakaran dan bencana asap dalam dua pekan ke depan.

“Setiap tugas pokok harus ada timeframe(target). Dalam waktu dua minggu harus be ru paya se - maksimal mungkin ata si masalah kebakaran dan asap,” ujar Kepala BNPB Willem Ram pangilei di Posko Satgas Siaga Darurat Ke - bakaran Lahan dan Hutan Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Pe kan - baru, Riau, kemarin.

Willem yang baru menjabat Kepala BNPB menggantikan Syam sul Maarif tersebut me - ngatakan, kedatangannya ke Riau itu untuk mempertegas ins truksi Presiden Joko Wi do - do saat pelantikannya pada 7 Sep tember lalu, bahwa ke ba - karan dan bencana asap harus segera ditanggulangi. Dengan target dua minggu, semua ma - salah kebakaran dan asap harus kelar pada 23 September.

Dia juga mengatakan akan segera turun ke Jambi dan Su - matera Selatan untuk me nin - jau penanganan bencana asap di daerah tersebut. Ketiga pr o - vinsi tersebut menjadi prio ri - tas penanganan dengan segera karena intensitas ke ba ka ran - nya dinilai paling tinggi, meski kebakaran juga terjadi di Ka li - mantan.

“Kalau dalam dunia tentara, apabila sudah ada target tapi ternyata baru selesai pada tang gal 5 Oktober, berarti misi telah gagal,” ujar mantan per - wira TNI AL berpangkat Laksamana Muda itu di hadapan Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI Nurendi, dan Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan.

Willem menjabarkan, indi - ka tor yang harus dicapai sel-a - ma dua pekan ke depan adalah tidak boleh ada lagi kebakaran lahan dan hutan di area baru, operasional Bandara Sultan Syarif Kasim II harus normal selama 24 jam penuh, aktivitas sekolah tidak boleh lagi ter - ganggu, dan tidak boleh ada lagi penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Se - mua itu bisa dilakukan apabila pemerintah daerah bersama semua pemangku kepentingan dan masyarakat mening kat - kan kegiatan proses pe ma da - man, penegakan hukum, dan pelayanan kesehatan secara simultan.

“Kedatangan tim BNPB ke Riau bukan untuk mengambil alih kontrol dan komando dari Satgas, melainkan mem per - kuat dan memberikan pen - dam pingan. Setelah proses pe - ma daman, pemerintah daerah perlu fokus pada upaya pre ventif ke depannya agar masa lah sama tidakterulang,” kata nya.

Ribuan Personel TNI Tiba di Palembang

Sementara untuk memper ce pat upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumsel yang semakin tak ter - kendali, segala upaya dila ku - kan termasuk dengan meng - erah kan ribuan pasukan ga - bungan TNI. Sebanyak 1.050 personel gabungan TNI ini akan tiba di Apron Lanud TNI AU Pa lembang sekitar pukul 08 .00WIB hari ini.

Ribuan per - so nel ini akan menghadapi titik api yang banyak terpantau di Bayung Lincir, Musi Banyuasin dan Kabupaten OKI. Terpisah, Satuan Tugas (Satgas) Siaga Darurat Bencana Asap Sumsel terus berusaha meminimalisasi kabut asap dengan melakukan water boo - ming (hujan buatan).

Pihaknya juga meminta penambahan armada udara, yakni dua heli kop - ter kepada BNPB. Satu untuk patroli dan satunya untuk wa - ter booming. “Saat ini kami (Sumsel) ha - nya memiliki dua helikopeter, yakni helibell 124 berkapasitas 3 ton dan heli M18 berka pa si - tas 4 ton. Kami mengusulkan tambahan armada udara lagi. Satu helikopter M17 berkapasitas 4 ton kanada di Jambi, se - men tara di Jambi sudah close.

Jadi, lebih baik dimanfaatkan untuk memadamkan titik api di Musi Banyuasin. Sedangkan satu heli lagi untuk patroli,” kata Wakil Komandan (Wa - dan) Satgas Siaga Darurat Ben - cana Asap Sumsel Yulizar Dino to seusai rapat koordinasi de ng an perwakilan Kantor Staf Kepresidenan dan Pemerintah Provinsi Sumsel di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, kem a - rin.

Di samping mengusulkan dua heli tersebut, pihaknya juga masih menunggu bantuan satu unit air tractor dari Ke - menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pe - ngeboman udara. Yulizar juga me ngaku memiliki langkahlang kah kongkret dalam menang gulangi kabut asap, yakni m e lakukan pemetaan lokasi pada wilayah yang terindikasi adanya hotspotbaik di perkebunan, Hutan Tanaman Industri (HTI), maupun di areal lainnya.

“Hasil monitoring, sekitar 56% dari perusahaan yang ada akan dievaluasi. Bagi yang belum memenuhi standar akan dievaluasi, termasuk penca bu - tan izin. Disbun Sumsel pun telah menginstruksikan dinas di kabupaten mengevaluasi izin perkebunan di wilayah ma - sing-masing,” terangnya.

Amankan 7 Tersangka

Sementara itu, Polda Sumsel telah mengamankan tujuh tersangka yang diduga pelaku pembakaran lahan di Sumatera Selatan (Sumsel). Petugas juga masih memeriksa 10 peru sa - ha an terkait kasus pembakaran lahan.

Menurut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Dja rod Padakova melalui Kasubdit Pen mas AKBP Ali Ansyori, pihaknya masih menyelidiki keterlibatan perusahaan-pe - rus ahaan atas kebakaran yang terjadi di kawasan perusahaan tersebut.

“Kami juga telah mene - tapkan enam tersangka dari daerah Muba (Musi Banyu asin) yang merupakan tersang - ka pembakaran lahan pribadi, sedangkan satu tersangka lain - nya berasal dari Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir)," ujar Djarod di Mapolda Sumsel, ke - marin.

Tindakan para tersangka membakar lahan pribadi ter - sebut pada dasarnya bagian dari proses pembersihan, sehingga akan memudahkan me - reka melakukan penanaman kembali. Namun, sebagian la - han itu ternyata lahan gambut yang dalam proses pemba ka - ran dapat membentuk titik api dan menimbulkan api bawah tanah gambut yang meng hasilkan kabut asap tebal. Itu pula yang kini terjadi di beberapa wilayah di Sumatera, terutama Sumsel, Riau, dan Jambi.

Bah - kan, dampaknya, kabut asap sudah mengganggu jadwal pen erbangan di beberapa bandara provinsi itu, termasuk di Sumatera Utara.

Bubun kurniadi/ Darfian jaya suprana/ ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8927 seconds (0.1#10.140)