Kolam Pemujaan Ritual Keagamaan Ditemukan di Candi Ijo
A
A
A
SLEMAN - Pemugaran Candi Ijo, di Dusun Gropoyakan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, akan membuat kawasan itu lebih indah. Saat mendirikan candi pendamping yang diberi nama Candi F, tim menemukan kolam pemujaan.
"Yang ditemukan itu kolam pemujaan yang airnya untuk ritual keagamaan. Sekarang dibiarkan dulu seperti itu, apakah akan diisi air atau tidak itu nanti," kata Kepala Unit Situs Ratu Boko dan Ijo dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Tri Hartini, saat ditemui di Kompleks Candi Ijo, Selasa (1/9/2015).
Ditambahkan dia, pemugaran Candi Ijo dimulai sejak awal Agustus 2015. Pada awalnya, pemugaran hanya dilakukan untuk mendirikan Candi F yang letaknya di sebelah barat candi induk. Namun tim menemukan kolam pemujaan.
Kolam pemujaan itu hanya satu buah. Berbeda dengan kolam yang ada di Kompleks Candi Ratu Boko yang banyak jumlahnya untuk pemandian para putri raja saat itu, ataupun untuk tandon air.
"Kalau di Ratu Boko, kan banyak yang untuk tandon air. Selain juga ada kolam tempat pemandian putri kerajaan. Kalau ini, airnya lebih untuk ritual," terangnya.
Dalam pemugaran Candi F ini, pihaknya akan menyelesaikannya pada 6 November 2015. Dengan begitu, tahun ini Kompleks Candi Ijo berdiri tujuh unit candi, terdiri satu candi induk, tiga perwara, serta Candi K, L, dan F.
"Namanya Candi F. Di kompleks candi ini ada Candi A sampai Q yang memang berbeda dengan candi-candi lainnya. Candi yang berteras, dan gugusan-gugusan candi ada di depan candi induk," jelasnya.
Untuk tahun selanjutnya, pihaknya pun masih belum bisa memastikan candi mana yang akan dipugar. Karena membutuhkan studi teknis dan kelayakan.
"Kami tidak bisa menargetkan setiap tahun mendirikan satu unit candi. Tapi nanti seiring waktu, melakukan studi teknis dan kelayakan dulu. Yang pasti, talud di depan candi induk dikerjakan 2016 nanti," tuturnya.
Terpisah, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti menambahkan, dalam pemugaran suatu candi membutuhkan proses yang panjang.
"Dilakukan studi kelayakan, layak atau tidak dipugar. Kemudian studi teknis, membutuhkan biaya berapa toh untuk pemugaran," ungkapnya.
Dengan adanya temuan berupa kolam air untuk ritual tersebut, pihaknya meyakini situs Candi Ijo akan semakin menarik. "Akan semakin bagus itu di Candi Ijo. Ada kolam ritualnya yang baru ditemukan 2015 ini," pungkasnya.
"Yang ditemukan itu kolam pemujaan yang airnya untuk ritual keagamaan. Sekarang dibiarkan dulu seperti itu, apakah akan diisi air atau tidak itu nanti," kata Kepala Unit Situs Ratu Boko dan Ijo dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Tri Hartini, saat ditemui di Kompleks Candi Ijo, Selasa (1/9/2015).
Ditambahkan dia, pemugaran Candi Ijo dimulai sejak awal Agustus 2015. Pada awalnya, pemugaran hanya dilakukan untuk mendirikan Candi F yang letaknya di sebelah barat candi induk. Namun tim menemukan kolam pemujaan.
Kolam pemujaan itu hanya satu buah. Berbeda dengan kolam yang ada di Kompleks Candi Ratu Boko yang banyak jumlahnya untuk pemandian para putri raja saat itu, ataupun untuk tandon air.
"Kalau di Ratu Boko, kan banyak yang untuk tandon air. Selain juga ada kolam tempat pemandian putri kerajaan. Kalau ini, airnya lebih untuk ritual," terangnya.
Dalam pemugaran Candi F ini, pihaknya akan menyelesaikannya pada 6 November 2015. Dengan begitu, tahun ini Kompleks Candi Ijo berdiri tujuh unit candi, terdiri satu candi induk, tiga perwara, serta Candi K, L, dan F.
"Namanya Candi F. Di kompleks candi ini ada Candi A sampai Q yang memang berbeda dengan candi-candi lainnya. Candi yang berteras, dan gugusan-gugusan candi ada di depan candi induk," jelasnya.
Untuk tahun selanjutnya, pihaknya pun masih belum bisa memastikan candi mana yang akan dipugar. Karena membutuhkan studi teknis dan kelayakan.
"Kami tidak bisa menargetkan setiap tahun mendirikan satu unit candi. Tapi nanti seiring waktu, melakukan studi teknis dan kelayakan dulu. Yang pasti, talud di depan candi induk dikerjakan 2016 nanti," tuturnya.
Terpisah, Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti menambahkan, dalam pemugaran suatu candi membutuhkan proses yang panjang.
"Dilakukan studi kelayakan, layak atau tidak dipugar. Kemudian studi teknis, membutuhkan biaya berapa toh untuk pemugaran," ungkapnya.
Dengan adanya temuan berupa kolam air untuk ritual tersebut, pihaknya meyakini situs Candi Ijo akan semakin menarik. "Akan semakin bagus itu di Candi Ijo. Ada kolam ritualnya yang baru ditemukan 2015 ini," pungkasnya.
(san)