Kondisi Drainase di Kota Solo Memprihatinkan
A
A
A
SOLO - Kondisi drainase di Kota Solo, Jawa Tengah, cukup memprihatinkan. Sekitar 60 persen di antaranya tidak berfungsi secara maksimal.
Kabid Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkot Solo Arif Nurhadi mengatakan, kondisi drainase yang tidak maksimal tersebar di berbagai titik. Drainase kota yang tidak maksimal sering menimbulkan genangan air, terutama sesaat setelah diguyur hujan deras.
Idealnya, pembersihan drainase dilakukan lima tahun sekali. Namun karena keterbatasan anggaran, pembersihan diprioritaskan ke drainase primer dan beberapa sekunder. Sedangkan drainase tersier atau berada di lingkungan perkampungan, diserahkan kepada masyarakat setempat.
"Kami harapkan keterlibatan warga melakukan pembenahan drainase di wilayahnya masing-masing," kata Arif Nurhadi, Senin (31/8/2015).
Draisane tidak berfungsi maksimal karena beberapa faktor, di antaranya tingginya sedimentasi di dalam saluran.
Pihaknya sebenarnya mengajukan anggaran Rp40 miliar pada APBD 2015 untuk perbaikan drainase kota. Sayangnya, hanya disetujui Rp5 miliar. Dengan keterbatasan anggaran, perbaikan diprioritaskan ke drainase yang mendesak, di antaranya drainase di Jalan Sabang, Jalan Kyai Mojo, Bonoroto, Jalan Letjen Sutoyo, dan kawasan Tipes.
"Perbaikan drainase dilakukan bertahap karena keterbatasan anggaran," terangnya.
Kabid Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkot Solo Arif Nurhadi mengatakan, kondisi drainase yang tidak maksimal tersebar di berbagai titik. Drainase kota yang tidak maksimal sering menimbulkan genangan air, terutama sesaat setelah diguyur hujan deras.
Idealnya, pembersihan drainase dilakukan lima tahun sekali. Namun karena keterbatasan anggaran, pembersihan diprioritaskan ke drainase primer dan beberapa sekunder. Sedangkan drainase tersier atau berada di lingkungan perkampungan, diserahkan kepada masyarakat setempat.
"Kami harapkan keterlibatan warga melakukan pembenahan drainase di wilayahnya masing-masing," kata Arif Nurhadi, Senin (31/8/2015).
Draisane tidak berfungsi maksimal karena beberapa faktor, di antaranya tingginya sedimentasi di dalam saluran.
Pihaknya sebenarnya mengajukan anggaran Rp40 miliar pada APBD 2015 untuk perbaikan drainase kota. Sayangnya, hanya disetujui Rp5 miliar. Dengan keterbatasan anggaran, perbaikan diprioritaskan ke drainase yang mendesak, di antaranya drainase di Jalan Sabang, Jalan Kyai Mojo, Bonoroto, Jalan Letjen Sutoyo, dan kawasan Tipes.
"Perbaikan drainase dilakukan bertahap karena keterbatasan anggaran," terangnya.
(zik)