Angin Kencang, Garam Petani Pamekasan Kotor
A
A
A
PAMEKASAN - Angin kencang yang melanda Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur sejak pertengahan Juli hingga awal Agustus menyebabkan hasil panen garam petani di Desa Baddurih, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, menjadi kotor.
Salah satu petani garam di wilayah itu, Sukandi mengungkapkan, angin kencang yang melanda Pamekasan menyebabkan tambak garam miliknya tidak mendapat panas matahari yang cukup.
"Angin kencang menyebabkan tambak menjadi dingin, sehingga tanah keluar dan mengotori garam," kata Sukandi, Minggu (2/8/2015).
Menurut Sukandi, yang paling parah adalah tambak garam yang tidak menggunakan geomembran. Garam sangat buruk karena langsung bercampur dengan tanah, tidak ada sekat.
"Kalau pakai geomembran semua, kami tidak mampu, karena geomembran mahal. Satu tambak harganya Rp22 juta," ucapnya.
Sukandi sangat berharap bantuan dari pemerintah agar hasil panen garam bisa lebih baik dan harga jualnya pun lebih tinggi.
Salah satu petani garam di wilayah itu, Sukandi mengungkapkan, angin kencang yang melanda Pamekasan menyebabkan tambak garam miliknya tidak mendapat panas matahari yang cukup.
"Angin kencang menyebabkan tambak menjadi dingin, sehingga tanah keluar dan mengotori garam," kata Sukandi, Minggu (2/8/2015).
Menurut Sukandi, yang paling parah adalah tambak garam yang tidak menggunakan geomembran. Garam sangat buruk karena langsung bercampur dengan tanah, tidak ada sekat.
"Kalau pakai geomembran semua, kami tidak mampu, karena geomembran mahal. Satu tambak harganya Rp22 juta," ucapnya.
Sukandi sangat berharap bantuan dari pemerintah agar hasil panen garam bisa lebih baik dan harga jualnya pun lebih tinggi.
(zik)