Tak Lelah Perangi Sampah di Pantai

Selasa, 28 Juli 2015 - 15:32 WIB
Tak Lelah Perangi Sampah...
Tak Lelah Perangi Sampah di Pantai
A A A
BAGI Nurzahara Amalia, sampah adalah musuh. Terutama, sampah yang berserakan di pantai di tanah kelahirannya, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Wanita yang kerap disapa Zahara ini prihatin dengan kondisi pantai yang kotor akibat ulah para wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Sebab, sampah itu membuat keindahan alam di pantai yang mesti dijaga kini sepeti Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

Melihat hal tersebut, wanita yang pernah ikut ajang kecantikan di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2013 dan menjadi yang terfavorit ini kemudian melakukan gerakan bersih-bersih sampah di pantai. Dirinya yakin, kawasan pantai yang tidak bersih membuat wisatawan malas untuk mengunjungi pantai.

"Aksi ini tentu merupakan tindakan yang sangat kecil. Tapi setidaknya saya bersama teman-teman sudah mencoba untuk berbuat daripada banyak mengeluh tanpa melakukan tindakan, lebih baik starting from small things rather than not doing anything," kata wanita penghobi backpacking ini kepada Sindonews.

Menurut anak pasangan Taufik Idris dan Nurhayati ini, wilayah Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa destinasi wisata yang keindahannya tak kalah dengan Bali. Di antaranya wisata pantai yang sudah terkenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun sayangnya, belum banyak wisata pantai yang dikelola dengan baik dan terjaga kebersihannya.

"Seperti di Pantai Bugel, Cigeulis, Pandeglang. Pantai tersebut sekitar tahun 2013 menjadi salah satu destinasi wisata favorit khususnya orang-orang lokal di Pandeglang. Tapi sayangnya, terdapat tumpukan sampah sehingga tidak enak dipandang," kata wanita yang pernah menjadi Duta Muda Indonesia untuk Australia dalam program Australia-Indonesia Youth Exchange Program tahun 2013.

Tak Lelah Perangi Sampah di Pantai


Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) jurusan FISIP tahun 2010 ini mengharapkan seluruh masyarakat dapat melestarikan, menjaga, dan turut membersihkan tempat wisata dan alam.

"Jangan hanya menikmati pesona alam lalu mengotorinya. Kita juga harus menjaganya. Kita nggak tahu, suatu saat mungkin alam akan marah akibat tangan-tangan yang merusak alam."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8379 seconds (0.1#10.140)