Ratusan Pencari Kerja Tertipu Iklan Loker
A
A
A
BANDUNG - Masyarakat sebaiknya hati-hati dengan tawaran lowongan kerja (Loker) yang beredar di situs internet.
Beberapa hari lalu puluhan pekerja mendatangi Polrestabes Bandung untuk membuat pelaporan penipuan yang dilakukan sebuah event organizer yang membuka lowongan kerja bagi para pencari kerja.
Penawaran loker tersebut bahkan di pampang di sebuah situs jual beli online terbesar di Indonesia. Namun penawaran loker itu ternyata fiktif belaka, pasalnya ratusan pencari kerja hingga kini tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan setelah sebelumnya menyetor sejumlah uang kepada pihak panitia penyelenggara.
Seperti yang dialami Firman (25), raut wajah kecewa terlihat dari seorang pencari kerja ini saat menemuinya di Polrestabes Bandung.
Firman mengaku baru sadar menjadi korban penipuan ketika dirinya menjambangi kantor yang memasang iklan tersebut 15 Juni 2015, dan menemukan ternyata kantor tersebut telah angkat koper atau tak lagi beroperasi.
Padahal sebelumnya kantor ini telah menjanjikan pencari kerja yang lolos seleksi pada tanggal 18 Juni 2015 untuk di kumpulkan di kantor yang bertempat di sekitaran jalan Lodaya, perihal pembagian seragam.
"Tapi setelah kita tanya sama pengelola bangunannya, katanya masa sewanya (kantor) tersebut sudah habis. Bahkan ketika dihubungi, nomor orang-orang kantornya sudah tidak aktif dan pin blackbery-nya juga sudah tidak ada," katanya.
Dikisahkan, awal mula penipuan ini terjadi saat dirinya melihat iklan loker di sebuah situs jual beli online pada 5Jjuni lalu. Iklan tersebut menawarkan pekerjaan menjadi Sales Promotion Girl (SPG) dan Sales Promotion Boy (SPB) bagi lulusan SMA untuk even sepeda motor, even minuman kemasan, even promosi ponsel, dan even festival Ramadan.
Dengan iming-iming gaji yang cukup besar, Firman pun mencoba untuk melamar pekerjaan tersebut untuk menjadi SPB di even ponsel. Menurutnya gaji yang ditawarkan mencapai Rp 415 ribu per hari selama tiga minggu ke depan.
"Yang membuat tertarik itu feenya dalam satu hari. Mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu tergantung jenis evennya. Itu juga ada yang tidak tujuh hari kerja melainkan hanya lima hari kerja. Dan itu pekerjaannya tidak full satu hari. Cuma lima jam kerja saja," ujar warga Kampung Cisaranten, Kelurahan Cisaranten, Kecamatan Arcamanik ini.
Akhirnya setelah tiga hari melihat iklan tersebut, firman tak merasa curiga dan memutuskan untuk melamar pekerjaan itu dengan mendatangi alamat kantor yang tertera pada iklan yakni di Jalan Lodaya, atau di depan Gor Sepak Takraw.
Saat mendatangi kantor tersebut, menurut firman, kondisi tempatnya tak begitu besar, bahkan saat masuk ke dalamnya ia bertemu dengan tiga orang yang mengaku sebagai bosnya.
"Ketiga orang tersebut punya peran masing-masing sesuai dengan pekerjaan yang diminati. Saya bertemu dengan Wiwid, Dini, dan Arbi karena khusus promotor even ponsel," ujar Firman.
Firman lantas langsung di interview bersama beberapa orang lainnya secara bersamaan, kemudian di tes kemampuan dan psikotes. Bahkan ia pun dinyatakan lulus hari itu juga setelah melalui serangkai tes tersebut.
"Setelah itu saya langsung diminta membuat rekening bank yang nantinya untuk transfer gaji. Pembuatannya itu dilakukan secara kolektif. Dalam pembuatannya saya diminta uang Rp 150 ribu untuk setoran pertama. Nanti kalau sudah jadi buku rekeningnya baru dikasih ke pemiliknya masing-masing," katanya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Mokhamad Ngajib, mengaku telah menerima laporan tersebut, dan berupaya mengungkap kasus yang merugikan banyak orang ini. "Masih kami selidiki," kata Ngajib.
Beberapa hari lalu puluhan pekerja mendatangi Polrestabes Bandung untuk membuat pelaporan penipuan yang dilakukan sebuah event organizer yang membuka lowongan kerja bagi para pencari kerja.
Penawaran loker tersebut bahkan di pampang di sebuah situs jual beli online terbesar di Indonesia. Namun penawaran loker itu ternyata fiktif belaka, pasalnya ratusan pencari kerja hingga kini tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan setelah sebelumnya menyetor sejumlah uang kepada pihak panitia penyelenggara.
Seperti yang dialami Firman (25), raut wajah kecewa terlihat dari seorang pencari kerja ini saat menemuinya di Polrestabes Bandung.
Firman mengaku baru sadar menjadi korban penipuan ketika dirinya menjambangi kantor yang memasang iklan tersebut 15 Juni 2015, dan menemukan ternyata kantor tersebut telah angkat koper atau tak lagi beroperasi.
Padahal sebelumnya kantor ini telah menjanjikan pencari kerja yang lolos seleksi pada tanggal 18 Juni 2015 untuk di kumpulkan di kantor yang bertempat di sekitaran jalan Lodaya, perihal pembagian seragam.
"Tapi setelah kita tanya sama pengelola bangunannya, katanya masa sewanya (kantor) tersebut sudah habis. Bahkan ketika dihubungi, nomor orang-orang kantornya sudah tidak aktif dan pin blackbery-nya juga sudah tidak ada," katanya.
Dikisahkan, awal mula penipuan ini terjadi saat dirinya melihat iklan loker di sebuah situs jual beli online pada 5Jjuni lalu. Iklan tersebut menawarkan pekerjaan menjadi Sales Promotion Girl (SPG) dan Sales Promotion Boy (SPB) bagi lulusan SMA untuk even sepeda motor, even minuman kemasan, even promosi ponsel, dan even festival Ramadan.
Dengan iming-iming gaji yang cukup besar, Firman pun mencoba untuk melamar pekerjaan tersebut untuk menjadi SPB di even ponsel. Menurutnya gaji yang ditawarkan mencapai Rp 415 ribu per hari selama tiga minggu ke depan.
"Yang membuat tertarik itu feenya dalam satu hari. Mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu tergantung jenis evennya. Itu juga ada yang tidak tujuh hari kerja melainkan hanya lima hari kerja. Dan itu pekerjaannya tidak full satu hari. Cuma lima jam kerja saja," ujar warga Kampung Cisaranten, Kelurahan Cisaranten, Kecamatan Arcamanik ini.
Akhirnya setelah tiga hari melihat iklan tersebut, firman tak merasa curiga dan memutuskan untuk melamar pekerjaan itu dengan mendatangi alamat kantor yang tertera pada iklan yakni di Jalan Lodaya, atau di depan Gor Sepak Takraw.
Saat mendatangi kantor tersebut, menurut firman, kondisi tempatnya tak begitu besar, bahkan saat masuk ke dalamnya ia bertemu dengan tiga orang yang mengaku sebagai bosnya.
"Ketiga orang tersebut punya peran masing-masing sesuai dengan pekerjaan yang diminati. Saya bertemu dengan Wiwid, Dini, dan Arbi karena khusus promotor even ponsel," ujar Firman.
Firman lantas langsung di interview bersama beberapa orang lainnya secara bersamaan, kemudian di tes kemampuan dan psikotes. Bahkan ia pun dinyatakan lulus hari itu juga setelah melalui serangkai tes tersebut.
"Setelah itu saya langsung diminta membuat rekening bank yang nantinya untuk transfer gaji. Pembuatannya itu dilakukan secara kolektif. Dalam pembuatannya saya diminta uang Rp 150 ribu untuk setoran pertama. Nanti kalau sudah jadi buku rekeningnya baru dikasih ke pemiliknya masing-masing," katanya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Mokhamad Ngajib, mengaku telah menerima laporan tersebut, dan berupaya mengungkap kasus yang merugikan banyak orang ini. "Masih kami selidiki," kata Ngajib.
(nag)