Demo Pabrik Ban, Warga Usung Keranda Mayat
A
A
A
KENDAL - Ratusan warga dari dua dusun di Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal menggeruduk pabrik pengolahan limbah ban PT Citra Mas Mandiri, Rabu (3/6/2015).
Protes warga dimulai dengan berjalan kari dari dusun masing-masing yakni Dusun Jonjang dan Krajan Barat menuju pabrik PT Citra mas Mandiri.
Selain membawa poster, warga juga mengusung keranda sebagai bentuk protes atas kerusakan lingkungan yang terjadi akibat limbah pabrik tersebut. Di tengah kawalan ketat aparat kepolisian, warga mendesak PT Citra Mas Mandiri menghentikan produksinya serta pindah lokasi.
Salam, seorang peserta aksi mengatakan bahwa limbah pembakaran ban mengakibatkan udara tercemar dan menimbulkan bau busuk. Sehingga, membuat sesak nafas bagi warga yang berada di sekitar lokasi.
"Selain itu, udara yang tercemar diduga mengandung zat yang berbahaya karena banyak warga yang terserang batuk," kata dia.
Menurutnya, kehidupan warga yang berada di sekitar pabrik sudah tidak nyaman dan terancam berbagai penyakit. Sebab, selain udara, limbah produksi pabrik tersebut juga mencemari air.
Kondisi ini sudah berjalan sejak berdirinya pabrik tujuh tahun silam."Ada limbah yang dibuang, yang akhirnya mencemari air," sebutnya.
Aksi protes dipicu lantaran keluhan warga sebelumnya terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah pabrik tidak dtianggapi oleh pemerintah setempat.
"Sebelumnya, warga sudah menyampaikan keluhan kepada pemerintah dan kepolisian terkait hal ini. Tapi, hingga saat ini belum ada tindakan nyata baik dari pemerintah maupun kepolisian," terangnya.
Sementara Kepala Desa Meteseh Maose Bagus mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan keluhan warga kepada pemerintah setempat. "Saat ini masih menunggu tanggapan dari pemerintah," pungkasnya.
Beberapa saat setelah orasi, pihak menejemen pabrik mengundang sejumlah perwakilan dari warga untuk melakukan audensi. Sementara warga yang menunggu pertemuan terus menggelar orasi dan menempelkan poster tuntutan di sepanjang tembok pabrik.
Protes warga dimulai dengan berjalan kari dari dusun masing-masing yakni Dusun Jonjang dan Krajan Barat menuju pabrik PT Citra mas Mandiri.
Selain membawa poster, warga juga mengusung keranda sebagai bentuk protes atas kerusakan lingkungan yang terjadi akibat limbah pabrik tersebut. Di tengah kawalan ketat aparat kepolisian, warga mendesak PT Citra Mas Mandiri menghentikan produksinya serta pindah lokasi.
Salam, seorang peserta aksi mengatakan bahwa limbah pembakaran ban mengakibatkan udara tercemar dan menimbulkan bau busuk. Sehingga, membuat sesak nafas bagi warga yang berada di sekitar lokasi.
"Selain itu, udara yang tercemar diduga mengandung zat yang berbahaya karena banyak warga yang terserang batuk," kata dia.
Menurutnya, kehidupan warga yang berada di sekitar pabrik sudah tidak nyaman dan terancam berbagai penyakit. Sebab, selain udara, limbah produksi pabrik tersebut juga mencemari air.
Kondisi ini sudah berjalan sejak berdirinya pabrik tujuh tahun silam."Ada limbah yang dibuang, yang akhirnya mencemari air," sebutnya.
Aksi protes dipicu lantaran keluhan warga sebelumnya terhadap pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah pabrik tidak dtianggapi oleh pemerintah setempat.
"Sebelumnya, warga sudah menyampaikan keluhan kepada pemerintah dan kepolisian terkait hal ini. Tapi, hingga saat ini belum ada tindakan nyata baik dari pemerintah maupun kepolisian," terangnya.
Sementara Kepala Desa Meteseh Maose Bagus mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan keluhan warga kepada pemerintah setempat. "Saat ini masih menunggu tanggapan dari pemerintah," pungkasnya.
Beberapa saat setelah orasi, pihak menejemen pabrik mengundang sejumlah perwakilan dari warga untuk melakukan audensi. Sementara warga yang menunggu pertemuan terus menggelar orasi dan menempelkan poster tuntutan di sepanjang tembok pabrik.
(nag)