Ajari Anak Autis Kerajinan dari Tulang Ayam

Jum'at, 22 Mei 2015 - 09:46 WIB
Ajari Anak Autis Kerajinan...
Ajari Anak Autis Kerajinan dari Tulang Ayam
A A A
SEMARANG - Sejumlah mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) memberikan pelatihan kepada anak-anak autis di SLB Negeri Semarang membuat kerajinan dari tulang-tulang ayam yang sudah dibersihkan.

Tim PKM Undip yang terdiri atas Anisa, Nofi, Puspita, Mike, dan Icha ini memulai program mereka dengan mengusulkan proposal PKM ke Drijen Dikti dan berhasil didanai. “Sayaterinspirasiketika melihat acara televisi. Tulang ayam yang selama ini dianggap tidak berguna ternyata bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan unik. Nah, alangkah lebih unik lagi kalau yang membuatnya adalah anak-anak autis,” kata ketua tim Anisa baru-baru ini.

Tulang-tulang ayam yang sudah dibersihkan itu disulap oleh anak-anak autis di SLB Negeri Semarang menjadi bros cantik, pigura, dan miniatur aneka binatang. Kerajinan berbahan dasar tulang ayam itu tergolong mudah dibuat. Pertama, usai dibersihkan, tulang-tulang ayam dijemur. Setelah kering, kemudian diampelas untuk menghilangkan sisa-sisa daging yang masih menempel. Selanjutnya tulang-tulang itu dicat, dihias, dan membentuknya menjadi berbagai macam kerajinan.

“Pada tahap inilah kreativitas anak-anak autis dapat terlihat. Terbukti, hasil kerajinan yang mereka buat sering lebih bagus dari contohnya,” paparnya. Berinteraksi dengan anak autis, tidak semudah berinteraksi dengan anak lain pada umumnya. Anak autis cenderung asyik dengan dunianya sendiri sehingga harus lebih sabar dalam mengajaknya berkomunikasi.

Tidak hanya masalah komunikasi, terkadang mereka ngambek di tengah-tengah kegiatan sehingga tim harus pintarpintar melakukan pendekatan. “Kuncinya pendekatan. Kalau kita memahami apa yang mereka mau, kita bisa dengan mudah mengajarkan materi. Misalnya ketika mereka mulai bosan, kita tanyakan apa yang mereka pengen bikin, dan kita turuti,” ujar Icha.

Kepala SLB Negeri Semarang Ciptono mengapresiasi dan mendukung tim dari Undip yang datang untuk mengajari anak-anak didiknya itu. Dia berharap program ini dapat berlanjut sehingga anak autis mempunyai bekal keterampilan di masa depannya, misalnya membuat barang yang tidak berguna menjadi barang bernilai seni.

Susilo himawan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4479 seconds (0.1#10.140)