Wali Kota Jakarta Barat Bantah Mau Beli Lem Aibon Rp82,8 Miliar

Rabu, 30 Oktober 2019 - 14:54 WIB
Wali Kota Jakarta Barat Bantah Mau Beli Lem Aibon Rp82,8 Miliar
Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi menyebut ada salah tulis dalam penulisan anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp82,8 miliar, Rabu (30/10/2019). Foto/SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Wali Kota Jakarta Barat (Jakbar) Rustam Effendi mengatakan, ada salah tulis dalam penulisan anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp82,8 miliar.

Hal itu diungkapkan saat menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Kejaksaan Jakarta Barat, Rabu (30/10/2019).

Ia menilai tidak mungkin Sudin Pendidikan wilayah 1 menganggarkan lem sebegitu banyak. “Soal aibon barangkali ada salah tulis itu, masa sampai Rp82,8 miliar,” kata Rustam di lokasi.

Sebelumnya, Anggota DPRD DKI dari Partai PSI, Wiliam Aditya Sarana mem-posting anggaran mencurigakan yang diajukan Sudin Wilayah 1 Jakarta Barat ke DPRD DKI Jakarta.

Dalam akunnya instagramnya, politisi PSI itu awalnya mempermasalahkan sampai sekarang publik belum bisa mengakses dokumen rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 di situs apbd.jakarta.go.id.

Padahal, pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD. "Namun kami berhasil mendapatkan cara untuk mengaksesnya. Lalu kami temukan anggaran yang cukup aneh lagi yaitu pembelian lem Aibon sebesar Rp82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan," tulis William dalam akunnya, Selasa (29/10/2019).

Dalam anggaran itu, lem Aibon nantinya diberikan kepada seluruh murid SD di Jakarta yang berjumlah 37.500 murid.

Rustam sendiri mengatakan tidak mengetahui persis soal rencana anggaran itu. Ia mengatakan sudin pendidikan, baik di wilayah 1 maupun 2 bukan kewenangannya. Kewenangan penggaran mereka dipantau langsung oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Karenanya, guna mengetahui proses lebih lanjut Rustam menyerahkan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan Pemprov DKI Jakarta.

"Tapi yang jelas ditanya ke kepala dinas pendidikan mereka kan bukan dibawah saya, bukan tanggung jawab saya. Bisa jadi salah ketik nggak mungkin lah jadi benar masa 2 bulan sekali 1 orang dikasih aibon buat apaan," tutup Rustam.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1891 seconds (0.1#10.140)