9 Helikopter Water Bombing Dikerahkan Atasi Karhutla di Sumsel

Selasa, 15 Oktober 2019 - 13:13 WIB
9 Helikopter Water Bombing Dikerahkan Atasi Karhutla di Sumsel
Pemprov dan BPBD Sumatera Selatan (Sumsel) mengerahkan sembilan unit helikopter water bombing untuk mengatasi Karhutla. (Foto/Dok/SINDOnews)
A A A
PALEMBANG - Pemprov dan BPBD Sumatera Selatan (Sumsel) mengerahkan sembilan unit helikopter water bombing dan dua unit helikopter patroli untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Selain itu, juga bakal dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan menggunakan pesawat Casa untuk penebaran 800 Kg garam dari udara.

"Besok, (Rabu, 16 Oktober 2019) kita akan didatangkan pesawat lebih besar yakni jenis herkules dari kantor pusat untuk melakukan penebaran garam sebanyak 4 ton lebih," ungkap Gubernur Sumsel Herman Deru saat diwawancarai SINDOnews di Kantor BPBD Sumsel, Selasa (15/10/2019).

Berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG), dari pantauan jalur udara setidaknya terdapat 18 titik api (hotspot) yang tergolong besar dengan keakuratan 80%. Dari jalur darat hanya terpantau 22 titik api yang kecil sehingga tidak terpantau dari udara ataupun satelit.

"Titik api yang terpantau kebanyakan di lahan gambut dan sebagian lagi di lahan kosong yang tersebar di 16 desa di Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin," ujar Herman Deru. (Baca juga; Kobaran Api Gunung Ringgit Ikut Membakar Kebun Kopi milik Warga)

Deru menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten OKI tersebar di 16 desa dengan jumlah 22 titik meliputi daerah Pampangan, Cengal, Sungai Menang, Pedamaran, Tanjung Lubuk, Kayu Agung, Tulung Selapan dan Pangkalan Lapam. Karhutla d ikawasan tersebut memberikan kontribusi besar terjadinya tebalnya kabut asap yang menyelimuti Kota Palembang dalam dua hari terakhir.

Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah menambahkan, kabut asap yang menyelimuti Kota Palembang dalam dua hari terakhir dilaporkan sempat mengganggu aktivitas penerbangan, namun saat ini penerbangan kembali normal.

"Ada laporan satu penerbangan yang delay karena jarak pandang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang terhalang kabut asap yang cukup pekat," kata Iriansyah
(zys)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5367 seconds (0.1#10.140)