Ini Info COVID-19 yang Tak Terbukti Kebenarannya

Rabu, 08 April 2020 - 11:02 WIB
Ini Info COVID-19 yang Tak Terbukti Kebenarannya
Melalui akun Twitter resminya, WHO membantah mitos-mitos tentang coronavirus, terutama yang terkait dengan kenaikan suhu. Foto/Mayoclinic.org
A A A
JAKARTA - Melalui akun Twitter resminya, WHO membantah mitos-mitos tentang coronavirus, terutama yang terkait dengan kenaikan suhu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa suhu yang tinggi tidak akan menyingkirkan virus.

"Mengekspos diri Anda di bawah sinar matahari atau suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat celcius tidak mencegah COVID-19. Anda dapat tertular COVID-19, tidak peduli seberapa cerah atau panas cuaca itu," tulis perwakilan WHO, seperti dikutip dari laman Times Now News.

Menurut WHO, satu-satunya cara untuk aman adalah dengan memastikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar. "Negara-negara dengan cuaca panas juga telah melaporkan kasus COVID-19. Untuk melindungi diri Anda sendiri, pastikan untuk membersihkan tangan secara teratur dan menyeluruh serta menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung Anda," imbuh WHO.

WHO menjelaskan bahwa minum metanol, etanol, atau pemutih tidak akan mencegah maupun menyembuhkan COVID-19, malah sebaliknya, bisa menyebabkan masalah kesehatan. Pasalnya, baik metanol, etanol, ataupun pemutih digunakan dalam produk pembersih untuk membunuh virus di permukaan.

"Jika dikonsumsi, mereka tidak akan membunuh virus di dalam tubuh, tetapi akan merusak organ dalam," jelas WHO.

Konsumsi alkohol juga ditegaskan WHO tidak bakal memberikan perlindungan terhadap virus corona. Sebaliknya, sering mengonsumsi minuman keras atau berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan.

Sedangkan mengenai mitos tentang menahan napas selama beberapa menit untuk memeriksa COVID-19, WHO membantah anggapan tersebut.

"Mampu menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk atau merasa tidak nyaman bukan berarti Anda bebas dari coronavirus maupun penyakit paru-paru lain," tegas WHO.

Lebih lanjut WHO menganjurkan cara terbaik untuk mengonfirmasi tentang penyakit ini adalah dengan melakukan tes laboratorium. "Anda tidak dapat mengonfirmasinya dengan latihan pernapasan itu, yang bahkan bisa berbahaya," tulis WHO.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2978 seconds (0.1#10.140)