Keheningan Dunia saat Covid 19 Pengaruhi Getaran Kerak Bumi
A
A
A
BRUSSEL - Ada pernyataan yang menyebutkan bahwa Bumi begitu renta karena ulah manusia. Berbagai aktivitas manusia dan industri yang berjalan tanpa henti, memang sangat memengaruhi Planet Biru.
Namun, ketika pandemi COVID-19 terjadi Bumi seakan kembali bernapas, lantaran miliaran populasi manusia di Bumi menghentikan aktivitasnya. Menurut peneliti, keheningan ini berimbas pada berkurangnya getaran Bumi dari biasanya.
Jadi, menurunnya kebisingan seismik atau getaran di kerak Bumi, memberikan peluang bagi peneliti untuk memantau gempa kecil, aktivitas vulkanik, dan tremor halus lain. Pemantauan biasanya sulit dilakukan, karena banyaknya pergerakan dari manusia.
Mengutip dari CBS, Senin (6/4/2020), penurunan getaran ini diteliti oleh Thomas Lecocq, seorang seismologi asal Belgia, dari Royal Observation of Belgium. Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Nature, Lecocq mengatkan, penurunan serupa biasanya terjadi dalam waktu tertentu, semisal saat perayaan keagamaan. Itupun tidak lama.
Kebisingan di Belgia sendiri turun hingga sepertiga, sejak pemerintah setempat menerapkan isolasi mandiri kepada warganya. Contohnya aktivitas kemacetan sehari-hari, memang hanya memengaruhi sebagian kecil dari pergerakan di Bumi. Namun, jika secara bersamaan, tentu imbasnya tidak kecil lagi.
Keheningan ini menjadi waktu yang tepat bagi para ilmuwan unthk meneliti Bumi. Hasilnya yang ditemukan tentu akan lebih akurat, dibandingkan saat Bumi sedang bising karena manusia.
Namun, ketika pandemi COVID-19 terjadi Bumi seakan kembali bernapas, lantaran miliaran populasi manusia di Bumi menghentikan aktivitasnya. Menurut peneliti, keheningan ini berimbas pada berkurangnya getaran Bumi dari biasanya.
Jadi, menurunnya kebisingan seismik atau getaran di kerak Bumi, memberikan peluang bagi peneliti untuk memantau gempa kecil, aktivitas vulkanik, dan tremor halus lain. Pemantauan biasanya sulit dilakukan, karena banyaknya pergerakan dari manusia.
Mengutip dari CBS, Senin (6/4/2020), penurunan getaran ini diteliti oleh Thomas Lecocq, seorang seismologi asal Belgia, dari Royal Observation of Belgium. Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan Nature, Lecocq mengatkan, penurunan serupa biasanya terjadi dalam waktu tertentu, semisal saat perayaan keagamaan. Itupun tidak lama.
Kebisingan di Belgia sendiri turun hingga sepertiga, sejak pemerintah setempat menerapkan isolasi mandiri kepada warganya. Contohnya aktivitas kemacetan sehari-hari, memang hanya memengaruhi sebagian kecil dari pergerakan di Bumi. Namun, jika secara bersamaan, tentu imbasnya tidak kecil lagi.
Keheningan ini menjadi waktu yang tepat bagi para ilmuwan unthk meneliti Bumi. Hasilnya yang ditemukan tentu akan lebih akurat, dibandingkan saat Bumi sedang bising karena manusia.
(vhs)