Pandemi Covid-19 Paksa Warga Gaza Salat Jumat di Rumah
A
A
A
GAZA - Pandemi virus Corona (Covid-19) membuat masjid-masih di seluruh dunia ditutup, termasuk di Jalur Gaza. Kondisi ini membuat seorang imam Palestina dan keluarganya melakukan salat Jumat di rumah.
Saleh Shtaiwi (24) biasanya memimpin salat Jumat di sebuah masjid dekat dengan rumahnya di Kota Gaza. Tetapi dengan masjid ditutup, jemaat salat Jumat yang terdiri dari orang tuanya, putra dan anggota keluarga lainnya berkumpul di ruang tamu.
Setelah salat, makanan dibawa keluar dan disajikan di tempat yang sama.
"Salat Jumat adalah wajib di masjid. Dengan masjid ditutup, kita harus melakukannya di rumah kita," jelas Shtaiwi seperti dilansir dari Asharq Al-Awsat, Sabtu (4/4/2020).
AFP melaporkan seperti sebagian besar dunia, pihak berwenang di Gaza yang dikuasai Hamas telah memberlakukan langkah-langkah sosial yang ketat. Semua pertemuan besar telah dilarang dan masjid serta sekolah ditutup untuk waktu dekat, dengan penduduk didesak untuk tinggal di rumah.
Para anggota keluarga Shtaiwi pria dan wanita melakukan salat bersama, sesuatu yang tidak diizinkan di masjid-masjid Gaza.
"Tidak ada masalah berdoa dengan anak-anak dan keluarga, itu supaya mereka bisa belajar," kata Shtaiwi.
"Kami mematuhi peraturan karantina rumah, kami tidak mengundang siapa pun dari tetangga atau kerabat untuk bergabung dengan kami," imbuhnya.
Ayah Shtaiwi yang berusia 58 tahun, Ali, mengatakan mereka berdoa agar Tuhan melindungi orang-orang dari epidemi Corona di antara kita dan di seluruh dunia.
Sejauh ini 12 kasus infeksi virus Corona telah dikonfirmasi di Gaza, dan semuanya ditempatkan di bawah karantina. Ribuan warga Palestina yang telah kembali ke Gaza melalui Mesir juga telah dikarantina sebagai tindakan pencegahan.
(ian)
Saleh Shtaiwi (24) biasanya memimpin salat Jumat di sebuah masjid dekat dengan rumahnya di Kota Gaza. Tetapi dengan masjid ditutup, jemaat salat Jumat yang terdiri dari orang tuanya, putra dan anggota keluarga lainnya berkumpul di ruang tamu.
Setelah salat, makanan dibawa keluar dan disajikan di tempat yang sama.
"Salat Jumat adalah wajib di masjid. Dengan masjid ditutup, kita harus melakukannya di rumah kita," jelas Shtaiwi seperti dilansir dari Asharq Al-Awsat, Sabtu (4/4/2020).
AFP melaporkan seperti sebagian besar dunia, pihak berwenang di Gaza yang dikuasai Hamas telah memberlakukan langkah-langkah sosial yang ketat. Semua pertemuan besar telah dilarang dan masjid serta sekolah ditutup untuk waktu dekat, dengan penduduk didesak untuk tinggal di rumah.
Para anggota keluarga Shtaiwi pria dan wanita melakukan salat bersama, sesuatu yang tidak diizinkan di masjid-masjid Gaza.
"Tidak ada masalah berdoa dengan anak-anak dan keluarga, itu supaya mereka bisa belajar," kata Shtaiwi.
"Kami mematuhi peraturan karantina rumah, kami tidak mengundang siapa pun dari tetangga atau kerabat untuk bergabung dengan kami," imbuhnya.
Ayah Shtaiwi yang berusia 58 tahun, Ali, mengatakan mereka berdoa agar Tuhan melindungi orang-orang dari epidemi Corona di antara kita dan di seluruh dunia.
Sejauh ini 12 kasus infeksi virus Corona telah dikonfirmasi di Gaza, dan semuanya ditempatkan di bawah karantina. Ribuan warga Palestina yang telah kembali ke Gaza melalui Mesir juga telah dikarantina sebagai tindakan pencegahan.
(ian)
(vhs)