Baja Ringan Aman Digunakan Selama Pemasangan Instalasi Listrik Sesuai Prosedur

Selasa, 28 Januari 2020 - 12:01 WIB
Baja Ringan Aman Digunakan Selama Pemasangan Instalasi Listrik Sesuai Prosedur
Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof.Ir. Iswandi Imran. (Foto/SINDOnews/Ist)
A A A
JAKARTA - Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof.Ir. Iswandi Imran menyebut, risiko tersengat aliran listrik bisa terjadi dengan material konstruksi apa saja.

Bahkan material konstruksi dari kayu pun bisa menjadi konduktor listrik jika dalam kondisi basah.

Hal ini dikatakannya menanggapi rekaman video proses evakuasi jenazah seorang pria dari atap sebuah rumah.

Dalam narasi yang menyertai video itu disebutkan pria yang tengah dievakuasi itu tewas karena tersengat aliran Listrik.

Yang membuat gempar, keterangan yang mengikuti video ini menyebutkan, rumah itu menggunakan rangka baja ringan sehingga mudah teraliri arus listrik.

Yang kemudian menjadi pertanyaan, benarkah rumah yang dibangun dengan kerangka baja ringan mudah teraliri listrik seperti narasi yang mengikuti video yang beredar.

Prof.Ir. Iswandi Imran melanjutkan, ia menilai, peristiwa seperti yang terjadi belum lama ini sebenarnya bisa dihindari jika ada proteksi tersendiri pada sistem kelistrikan.

“Jadi bukan hanya baja ringan, semua jenis baja adalah konduktor listrik," kata dia.

Kayu juga kalau basah, kata dia, bisa dialiri listrik. Namun demikian agar tidak terulang tentunya kelistrikan harus punya sistem proteksi sendiri. Seharusnya dilakukan mengikuti ketentuan yang ada sehingga aman.

Sebagai contoh, sebutnya, sekarang ini banyak kabel kualitas tidak baik, itu dihindari. Sebenarnya sudah ada ketentuan untuk instalasi listrik seperti itu.

"Masing-masing pihak baik dari konstruksi dan instalasi listrik terkait wajib mengikuti prosedur yang ada,” terang Iswandi ketika dijumpai di Hotel Century, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Iswandi menambahkan, saat ini material baja sudah banyak digunakan di mana-mana. Dengan adanya kejadian ini ia mengatakan, bukan menjadi alasan untuk tidak menggunakan baja khususnya baja ringan. Pasalnya baja memiliki banyak kelebihan lain jika diaplikasikan sesuai dengan kebutuhannya.

“Baja bahan cocok untuk bentangan-bentangan yang lebar, lebih ducktile dan lebih kuat. Terkait dengan durabilitas juga. Selain itu, sekarang kan juga sudah sulit mendapatkan kayu untuk material konstruksi karena kayu semakin ‘dilindungi’,” terangnya lagi.

Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB ini menambahkan. Agar peristiwa tidak terulang, hal lain yang harus menjadi perhatian selain mengikuti ketentuan pemasangan adalah pentingnya perawatan secara berkala.

Hal senada juga disampaikan Ketua Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI), Stephanus Koeswandi. Lulusan RMIT University, Melbourne, Australia ini mengatakan, perlu adanya edukasi agar konsumen dan aplikator baja ringan sadar akan pentingnya pemasangan Instalasi Listrik yang sesuai standar.

Adapun cara mencegah risiko sengatan Listrik dari atap Baja Ringan dengan cara sebagai berikut:

1. Meletakkan Instalasi di tempat aman
2. Pilih material Instalasi dengan kualitas terbaik
3. Bungkus semua kabel Listrik dengan pipa conduit
4. Menyembunyikan sambungan kabel di dalam pipa T-dus
5. Minta bantuan ahli untuk proses Instalasi
6. Matikan aliran Listrik saat melakukan perbaikan di rumah yang menggunakan Baja Ringan.

Prosedur dan tip di atas berguna untuk meminimalisasi risiko rangka baja ringan dari aliran listrik. Rangka atap baja ringan itu aman asal Instalasi listriknya sesuai standar.

Stephanus kembali menjelaskan, sebenarnya peristiwa yang berkaitan dengan sengatan listrik juga kerap menimpa para pekerja baja ringan.

Untuk itu seluruh anggota ARFI selalu mengimbau keselamatan pekerja konstruksinya. Selain itu, ARFI bekerja sama dengan Kementerian PUPR juga rutin memberi sertifikasi kepada para pekerja konstruksi baja ringan.

“Baja ringankan ada 3 hal yang perlu ditekankan. Pertama bahannya harus benar, material harus benar. Ini diatur di SNI. Lalu, kedua design baja ringan. Desaign baja ringan berbeda dengan kayu. Sehingga pemasangannya juga berbeda. Kemudian pengerjaannya harus tepat. Artinya tukang baja ringannya harus berstandar. Yah harus tersertifikasi,” sebut Stephanus.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6480 seconds (0.1#10.140)