Corona Bikin Erick Cemas akan Utang-Utang BUMN yang Jatuh Tempo
A
A
A
JAKARTA - Pandemi corona yang menyerang Indonesia, ternyata tak hanya menimbulkan dampak negatif kepada korporasi-korporasi swasta. Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) pun terkena imbas yang sama.
Kondisi itu membuat cemas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir karena semakin membebani utang-utang BUMN. Di antaranya, utang jatuh tempo PT Garuda Indonesia Tbk yang mencapai US$ 500 juta. ( Baca: Din Syamsuddin Rilis Maklumat, Pemerintah Setengah Hati Atasi Corona )
Kecemasan terhadap utang jatuh tempo Garuda terkait bisnis penerbangan yang dihajar turbulensi corona. "Industri penerbangan saat ini sedang lesu akibat terhentinya beberapa penerbangan ke luar negeri. Jadi cashflow Garuda juga negatif," terang Erick di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Senasib dengan Garuda, BUMN pangan seperti Bulog juga menurutnya menghadapi tekanan utang jangka pendek. Ditambah Bulog memiliki keterbatasan kas akibat penumpukan inventori.
"Kita sudah bicara dengan Bulog dan Menteri Sosial. Sekarang inventori akan digelontorkan sebagai bantuan sosial kepada rakyat," kata Erick.
Selain itu, tambah Erick, beberapa BUMN Karya juga memiliki utang jangka pendek kepada bank-bank BUMN yang harus dilunasi. Untuk itu, ia akan merestrukturisasi utang-utang jangka pendek tersebut.
Opsi restrukturisasi utang itu, kata dia, sudah dibicarakan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Utang-utang jangka pendek dijadikan jangka panjang. Sehingga program pemerintah tetap jalan," tandasnya.
Kondisi itu membuat cemas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir karena semakin membebani utang-utang BUMN. Di antaranya, utang jatuh tempo PT Garuda Indonesia Tbk yang mencapai US$ 500 juta. ( Baca: Din Syamsuddin Rilis Maklumat, Pemerintah Setengah Hati Atasi Corona )
Kecemasan terhadap utang jatuh tempo Garuda terkait bisnis penerbangan yang dihajar turbulensi corona. "Industri penerbangan saat ini sedang lesu akibat terhentinya beberapa penerbangan ke luar negeri. Jadi cashflow Garuda juga negatif," terang Erick di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Senasib dengan Garuda, BUMN pangan seperti Bulog juga menurutnya menghadapi tekanan utang jangka pendek. Ditambah Bulog memiliki keterbatasan kas akibat penumpukan inventori.
"Kita sudah bicara dengan Bulog dan Menteri Sosial. Sekarang inventori akan digelontorkan sebagai bantuan sosial kepada rakyat," kata Erick.
Selain itu, tambah Erick, beberapa BUMN Karya juga memiliki utang jangka pendek kepada bank-bank BUMN yang harus dilunasi. Untuk itu, ia akan merestrukturisasi utang-utang jangka pendek tersebut.
Opsi restrukturisasi utang itu, kata dia, sudah dibicarakan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Utang-utang jangka pendek dijadikan jangka panjang. Sehingga program pemerintah tetap jalan," tandasnya.
(ihs)