Selama 24 Jam, Corona di Amerika Bunuh 1.169 Orang

Jum'at, 03 April 2020 - 10:55 WIB
Selama 24 Jam, Corona...
Petugas kesehatan mempersiapkan stasiun tes drive-thru yang dijalankan oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat untuk orang-orang yang diduga memiliki virus corona COVID-19, di Denver, Colorado. Foto/REUTERS/Jim Urquhart
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mencatat 1.169 kematian akibat virus Corona COVID-19 dalam 24 jam terakhir. John Hopkins University menyatakan angka kematian pada Kamis itu merupakan rekor kematian harian tertinggi di dunia sejak pandemi dimulai.

Rekor maut sebelumnya terjadi di Italia, di mana 969 orang meninggal dalam 24 jam pada 27 Maret.

Menurut data John Hopkins University AS telah mencatat 5.926 kematian akibat virus corona COVID-19 sejak awal pandemi.

Namun, data dari situs pelaporan online worldometers.info pada Jumat (3/4/2020) angka kematian di Amerika sudah mencapai 6.075 jiwa dari total kasus 245.066.

Secara global, Italia masih memiliki jumlah total kematian tertinggi di dunia yakni 13.915 jiwa, diikuti Spanyol sebanyak 10.348 jiwa.

Angka kasus COVID-19 di Amerika saat ini setara dengan sekitar seperempat dari satu juta lebih kasus yang dilaporkan secara global.

Kota New York menjadi episentrum wabah di Amerika dengan lebih dari 1.500 kematian dan jumlah kasus positif mendekati 50.000. Angka ini adalah data dari otoritas kesehatan kota setempat yang dirilis Kamis malam.

Lebih dari 1,3 juta tes COVID-19 telah dilakukan di AS. Demikian disampaikan Wakil Presiden Mike Pence dalam konferensi pers harian Gedung Putih tentang pandemi virus tersebut pada hari Kamis.

"Kami sekarang melakukan lebih dari 100.000 tes virus corona per hari," kata Presiden Donald Trump dalam konferensi pers yang sama, seperti dikutip AFP.

Dia mengatakan, bahwa jumlah tes yang dilakukan di Amerika melebihi jumlah tes yang dilakukan di negara mana pun di dunia.

Proyeksi Gedung Putih menunjukkan virus itu diperkirakan akan membunuh antara 100.000 dan 240.000 orang di AS.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8368 seconds (0.1#10.140)