Harga Masker-Bahan Pokok Naik, DPR: Pemerintah Harus Intervensi

Jum'at, 13 Maret 2020 - 16:43 WIB
Harga Masker-Bahan Pokok Naik, DPR: Pemerintah Harus Intervensi
Virus Corona (COVID-19) yang melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia telah membuat harga masker, hand sanitizer dan bahan pokok atau sembako menjadi mahal bahkan jauh dari kata wajar. Foto/Ilustrasi/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Virus Corona (COVID-19) yang melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia telah membuat harga masker, hand sanitizer dan bahan pokok atau sembako menjadi mahal bahkan jauh dari kata wajar. Untuk itu, Komisi VI DPR meminta agar pemerintah dapat mengintervensi agar harga menjadi normal.

“Terkait Corona, masker dan hand sanitizer harganya di pasar melonjak. Perlu intrvensi pemerintah biar menormalkan harga.
Jadi gini pemerintah hadir untuk atur kalau kondisi sudah tidak teratur, ini logika yang harus dibangun, maka pemerintah harus hadir mengatur. Kalau sudah tidak wajar, pemerintah harus mewajarkan,” ujar Anggota Komisi VI Ananta Wahana di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Menurut Politikus PDIP ini, jika memang masyarakat sudah menilai bahwa harganya sudah tidak wajar, sudah sangat meberatkan bahkan membuat situasi pasar menjadi kacau maka pemerintah harus hadir untuk menyelesaikannya dengan segala kewenangan yang dimiliki.

“Wong pemerintah itu semuanya dengan regulasi saja selesai, itu harus diselesaikan, tidak boleh harga sampai di luar batas. Tidak boleh sampai kehabisan, ini mesti harus ada intervensi pemerintah untuk menenangkan, salah satunya menenangkan hati masyarakat itu harga jangan sampai dimainkan,” jelas pria yang akrab disapa Nanta ini.

Begitu halnya dengan jumlah masker, hand sanitizer dan bahan pokok lainnya, Nanta melanjutkan, jangan sampai menjadi barang yang langka. Menurutnya menjadi hal yang tidak wajar kalau sampai masker itu tiba-tiba tidak ada di pasaran. Tentunya hal ini menjadi tanggung jawab dan keprihatinan bersama.

“Inilah dituntut semua warga negara termasuk pelaku bisnis untuk bersama melakukan keprihatinan ini menggendong bersama, tanggung jawab bersama,” tegas mantan Anggota DPRD Provinsi Banten itu.

Nanta khawatir bahwa jika kenaikan harga yang tidak masik akal ini terus menerus terjadi maka, peluang pasar dalam negeri yang ikut dirugikan karena pada akhirnya peluang impor pun dibuka secara besar-besaran. Harga pasar ini harus segera diatur oleh pemerintah dan itu menjadi hal yang mudah jika barangnya memang mencukupi.

“Nah kita yakini barang itu sebetulnya relatif mencukupi, tapi karena ini dibuat, didramatisir, malah sekarang ini sudah mulai dibuka keran impor. Kayak misalnya kasus gula itu, akhirnya ngomong sudah enggak ada enggak ada, Menteri Perdagangan terus buka peluang impor, izin impor yang cukup besar,” terangnya.

“Kalau itu apa yang terjadi, maka akan merugikan pasar lokal, pengusaha-pengusaha lokal. Saya pikir ini memang harus duduk bersama, memberikan kesadaran bersama supaya masalah ini harus digendong bersama-sama,” papar Nanta.

Lebih dari itu, Nanta menilai bahwa apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dengan operasi pasar dan penindakan terhadap penimbun masker itu sudah benar. Hanya saja, operasi pasar dan penindakan-penindakan itu harus lebih masif lagi dan harus disiasati secara bersama-sama.

“Jangan hanya ketika ada keluhan baru ditangani tetapi nanti sudah berhenti lagi, sistematisnya harus dilakukan, mau ada mau tidak keluhan lakukan ini supaya situasinya memang siap,” tandasnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7090 seconds (0.1#10.140)