Erick Thohir: Alat Tes Covid-19 dari Swiss Siap Didistribusikan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhasil mendatangkan polymerase chain reaction (PCR) atau alat tes swab untuk Covid-19 dari perusahaan farmasi asal Swiss, Roche. Satu alat tes swab asal Swiss tersebut telah tiba.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan satu alat PCR yang sudah tiba akan diberikan kepada RS Pertamina Jaya yang difungsikan sebagai RS khusus penanganan Corona. Sementara 17 PCR lainnya yang awalnya akan tiba akhir bulan ternyata sudah tiba hari ini.
"Yang satu ini diujicoba dulu di sini (RS Pertamina Jaya). 17 lagi nanti akan didistribusikan bersama Gugus Tugas Penanganan Corona ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua. Seperti Jatim, Jateng, Jabar, dan lain-lain," ujar Erick di Jakarta, Rabu (08/04/2020).
Erick menilai keberadaan alat tes swab sangat penting dalam mendeteksi pasien yang terpapar virus Covid-19. Erick mengatakan masih banyak RS di daerah yang belum memiliki alat tersebut. Dia juga telah mendapatkan rekomendasi dari para ahli mengenai kualitas alat tes swab dari Swiss. "Hal ini untuk mendapatkan kualitas terbaik," katanya.
Di kesempatan lain, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan alat PCR mempunyai tingkat presisi yang jauh lebih akurat untuk mendeteksi virus Covid-19 daripada rapid test. Arya menyebut terdapat dua alat RNA Extractor Automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari yang sudah berada di Indonesia.
Dengan demikian, satu alat memiliki kapasitas 500 spesimen per hari. Selain itu, kata Arya, BUMN juga telah mendatangkan 18 lightcycle untuk detector PCR dengan kapasitas 500 tes per hari. "Dengan alat ini kalau sudah terinstal (semua) maka satu hari akan bisa mencapai 9 ribu sampai 10 ribu tes per hari. Kecepatan mengetahui positif atau negatif juga sangat tinggi," kata Arya.
Dengan begitu, lanjut Arya, bisa mencapai 300 ribu tes per bulan. Arya berharap tambahan alat PCR yang didatangkan BUMN dapat membantu percepatan pendataan masyarakat yang positif terpapar virus Corona.
Arya menyampaikan upaya BUMN mendatangkan alat tes swab merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proses pencarian alat tes swab, kata Arya, juga menjadi perhatian besar bagi Erick Thohir yang mendorong BUMN untuk mendapatkannya.
Proses mendatangkan alat PCR tidak semudah yang dibayangkan lantaran banyak negara yang juga mencari. "Kita tahu saat ini di dunia, hampir semua negara 'bertempur' mencari alat, obat, bahan baku, dan PCR tentu yang paling banyak dicari karena bisa mengetahui positif atau tidak," ucap Arya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan satu alat PCR yang sudah tiba akan diberikan kepada RS Pertamina Jaya yang difungsikan sebagai RS khusus penanganan Corona. Sementara 17 PCR lainnya yang awalnya akan tiba akhir bulan ternyata sudah tiba hari ini.
"Yang satu ini diujicoba dulu di sini (RS Pertamina Jaya). 17 lagi nanti akan didistribusikan bersama Gugus Tugas Penanganan Corona ke sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua. Seperti Jatim, Jateng, Jabar, dan lain-lain," ujar Erick di Jakarta, Rabu (08/04/2020).
Erick menilai keberadaan alat tes swab sangat penting dalam mendeteksi pasien yang terpapar virus Covid-19. Erick mengatakan masih banyak RS di daerah yang belum memiliki alat tersebut. Dia juga telah mendapatkan rekomendasi dari para ahli mengenai kualitas alat tes swab dari Swiss. "Hal ini untuk mendapatkan kualitas terbaik," katanya.
Di kesempatan lain, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan alat PCR mempunyai tingkat presisi yang jauh lebih akurat untuk mendeteksi virus Covid-19 daripada rapid test. Arya menyebut terdapat dua alat RNA Extractor Automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari yang sudah berada di Indonesia.
Dengan demikian, satu alat memiliki kapasitas 500 spesimen per hari. Selain itu, kata Arya, BUMN juga telah mendatangkan 18 lightcycle untuk detector PCR dengan kapasitas 500 tes per hari. "Dengan alat ini kalau sudah terinstal (semua) maka satu hari akan bisa mencapai 9 ribu sampai 10 ribu tes per hari. Kecepatan mengetahui positif atau negatif juga sangat tinggi," kata Arya.
Dengan begitu, lanjut Arya, bisa mencapai 300 ribu tes per bulan. Arya berharap tambahan alat PCR yang didatangkan BUMN dapat membantu percepatan pendataan masyarakat yang positif terpapar virus Corona.
Arya menyampaikan upaya BUMN mendatangkan alat tes swab merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proses pencarian alat tes swab, kata Arya, juga menjadi perhatian besar bagi Erick Thohir yang mendorong BUMN untuk mendapatkannya.
Proses mendatangkan alat PCR tidak semudah yang dibayangkan lantaran banyak negara yang juga mencari. "Kita tahu saat ini di dunia, hampir semua negara 'bertempur' mencari alat, obat, bahan baku, dan PCR tentu yang paling banyak dicari karena bisa mengetahui positif atau tidak," ucap Arya.
(don)