Febuari, Penjualan Mobil Bulan Turun 3%
A
A
A
JAKARTA - Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika menuturkan, dampak wabah Covid-19 sangat dirasakan oleh industri otomotif nasional.
Hal ini dapat dilihat dari penurunan permintaan kendaraan bermotor di Indonesia.
"Jumlah penjualan kendaraan roda empat atau lebih pada bulan Januari 2020 sebesar 80,4 ribu unit atau turun 1,1% dari periode sebelumnya. Kemudian bulan Februari 2020 sebesar 79,5 ribu unit atau turun 3,1% dari periode sebelumnya," ungkap Putu, di Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Selain itu, terganggunya industri otomotif juga memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. "Industri otomotif memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB khususnya nonmigas sebesar 3,98% pada tahun 2019," tutur Putu.
Menyikapi beberapa Agen Pemegang Merek (APM) yang melakukan penghentian sementara produksinya, Putu menjelaskan, langkah tersebut diambil untuk melindungi kesehatan karyawan dan seluruh elemen perusahaan sebagai bentuk respons kondisi terkini penyebaran wabah Covid-19.
Kemenperin juga telah berkirim surat kepada Menteri Dalam Negeri dan Gubernur, Bupati, Walikota di seluruh Indonesia dalam rangka permintaan dukungan untuk membantu pelaksanaan kegiatan industri dalam masa tanggap darurat di wilayah masing-masing.
"Kemenperin meminta agar pemerintah daerah tidak membatasi aktivitas kegiatan industri. Meski begitu, industri harus menjalankan ketentuan protokol pencegahan Covid-19 yang harus dijalankan," terang Putu.
Di samping itu, masalah lainnya yang dihadapi industri otomotif nasional adalah pasokan bahan baku dan komponen terutama dari negara-negara yang menerapkan kebijakan lockdown.
Hal ini membuat industri manufaktur kendaraan bermotor dipaksa mencari alternatif sumber bahan baku dan komponen untuk mempertahankan produksi.
"Walaupun ada pabrikan otomotif yang terganggu produksinya akibat Covid-19, kami memastikan ketersediaan produk dan suku cadang kendaraan bermotor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor," pungkasnya.
Hal ini dapat dilihat dari penurunan permintaan kendaraan bermotor di Indonesia.
"Jumlah penjualan kendaraan roda empat atau lebih pada bulan Januari 2020 sebesar 80,4 ribu unit atau turun 1,1% dari periode sebelumnya. Kemudian bulan Februari 2020 sebesar 79,5 ribu unit atau turun 3,1% dari periode sebelumnya," ungkap Putu, di Jakarta, Rabu (8/4/2020).
Selain itu, terganggunya industri otomotif juga memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. "Industri otomotif memiliki kontribusi signifikan terhadap PDB khususnya nonmigas sebesar 3,98% pada tahun 2019," tutur Putu.
Menyikapi beberapa Agen Pemegang Merek (APM) yang melakukan penghentian sementara produksinya, Putu menjelaskan, langkah tersebut diambil untuk melindungi kesehatan karyawan dan seluruh elemen perusahaan sebagai bentuk respons kondisi terkini penyebaran wabah Covid-19.
Kemenperin juga telah berkirim surat kepada Menteri Dalam Negeri dan Gubernur, Bupati, Walikota di seluruh Indonesia dalam rangka permintaan dukungan untuk membantu pelaksanaan kegiatan industri dalam masa tanggap darurat di wilayah masing-masing.
"Kemenperin meminta agar pemerintah daerah tidak membatasi aktivitas kegiatan industri. Meski begitu, industri harus menjalankan ketentuan protokol pencegahan Covid-19 yang harus dijalankan," terang Putu.
Di samping itu, masalah lainnya yang dihadapi industri otomotif nasional adalah pasokan bahan baku dan komponen terutama dari negara-negara yang menerapkan kebijakan lockdown.
Hal ini membuat industri manufaktur kendaraan bermotor dipaksa mencari alternatif sumber bahan baku dan komponen untuk mempertahankan produksi.
"Walaupun ada pabrikan otomotif yang terganggu produksinya akibat Covid-19, kami memastikan ketersediaan produk dan suku cadang kendaraan bermotor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor," pungkasnya.
(boy)