Yuk! Kenali Tiga Mobil Siluman Buatan Mahasiswa ITS

Selasa, 26 Maret 2019 - 06:02 WIB
Yuk! Kenali Tiga Mobil “Siluman” Buatan Mahasiswa ITS
Yuk! Kenali Tiga Mobil Siluman Buatan Mahasiswa ITS
A A A
SURABAYA - Mobil “siluman” buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang terdiri dari Sapuangin, Nogogeni, dan Antasena diharapkan bisa menaklukan Asia.

Dalam satu dasawarsa terakhir ini mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya selaku mampu menciptakan mobil “siluman” yang hemat energi dengan kecepatan tinggi.

Tahun ini, mereka memiliki tiga mobil “siluman” yang sengaja diciptakan untuk menaklukan arena internasional. Ketiga mobil hemat energi itu merupakan generasi terbaru dari Sapuangin, Nogogeni, dan Antasena.

General Manager (GM) Tim Nogogeni, Ahmad Ibad Maulana menuturkan, penciptaan mobil hemat energi selalu mengikuti perubahan regulasi yang terjadi di berbagai negara. Baik dari sis teknis maupun nonteknis untuk meminimalisir hal-hal yang bisa menghambat proses kompetisi mobil hemat energi.
 Yuk! Kenali Tiga Mobil “Siluman” Buatan Mahasiswa ITS


“Banyak perubahan kami lakukan, kompetitor terberat kami berasal dari Vietnam, di mana mereka memegang rekor pada kelas yang biasanya kami ikuti,” ujar Ibad, Selasa (25/3/2019) dalam siaran pers yang dikirim ke redaksi.

Untuk mobil lainnya, nama mobil Sapuangin sudah lama tersohor dalam beberapa tahun terakhir. Perbaikan mesin serta daya pacu menjadi fokus utama mereka. Perubahan itu tak lepas dari penyesuaian regulasi dan juga jalur lintasan.

“Target kami jelas yaitu merajai level Asia, setelah sebelumnya sukses menjadi juara di level nasional,” ujar Vito Hanif Addinuri, Manajer Nonteknis Tim Sapuangin.

Sementara untuk monbol yang ketiga merupakan jenis reinkarnasi. Sebab, mobil Antasena sempat vakum selama enam tahun. Namun, sebelumnya Tim Antasena berlaga di kelas Prototype hydrogen dan terakhir berlaga pada 2012 silam di ajang SEM Asia. Anatsena sendiri merupakan pioneer untuk pengembangan mobil urban berbahan hidrogen di Indonesia.

Ghalib Abyan selaku General Manager (GM) Tim Antasena mengatakan, kategori perlombaan di kelas urban dengan energi hidrogen memiliki tantangan. Ada beberapa tantangan yang dihadapi, karena penggunaan teknologi hidrogen masih tergolong baru. Kemudian dari segi fuel cell yang dibawa harganya cukup mahal sehingga harus berhati-hati.
 Yuk! Kenali Tiga Mobil “Siluman” Buatan Mahasiswa ITS


“Kami mengaplikasikan inovasi teknologi dengan menggunakan 3D printing buatan kami sendiri sebesar 25 persen pada bodi mobil, sehingga berat mobil turun drastis mencapai 80 kilogram,” jelasnya.

Ketiga mobil siluman ini akan berlaga pada Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2019. Sapuangin masih mengandalkan mobilnya Sapuangin XI Evo 2 untuk turun berlaga pada kelas Urban Concept dengan bahan bakar gasolin. Kemudian Nogogeni ITS Team dengan mobilnya Nogogeni V EVO akan berkompetisi pada kelas Urban Electric.

Sedangkan tim terakhir yaitu Antasena ITS Team dengan mobilnya yang dijuluki Antasena FCH 1.0, nantinya akan turun berlaga pada kelas Urban Concep berbahan bakar hidrogen.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8544 seconds (0.1#10.140)