Kran Impor Garam Dibuka, Petambak Sidoarjo Gigit Jari

Rabu, 25 Juli 2018 - 16:53 WIB
Kran Impor Garam Dibuka, Petambak Sidoarjo Gigit Jari
Petani memanen garam di areal tambak garam desa Candisari, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (19/7/2018). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SIDOARJO - Dibukanya kran impor garam oleh pemerintah mengakibatkan anjloknya harga garam produksi petambak garam lokal. Petambak kini hanya bisa gigit jari saja.

Merosotnya harga tersebut dirasakan langsung oleh petambak garam di Desa Candisari, kabupaten Sidoarjo, pada musim tanam dan panen garam tahun ini. Salah satu petambak garam, Zaenal, mengaku hasil penjualan musim ini turun tajam dibandingkan pada 2018 lalu.

"Tahun lalu satu sak berisi 50 kilogram garam hasil panen kami bisa laku Rp110.000, tapi tahun ini hanya Rp.75.000 per sak," katanya, Rabu (25/7/2018)

Meski harga turun tajam, petani asal Sumenep Madura tersebut tetap semangat menggarap lahannya. Ia membawa serta istri dan anaknya tinggal digubuk semi permanen diarea tambak. "Kami telateni saja yang penting kerja," tuturnya.

Dia menjelaskan, bagi petambak garam selama ada panas dan angin mereka akan tetap memproduksi garam. Karena garam merupakan salah satu produk yang pasti laku meskipun harga naik turun. Mereka akan berhenti dan beralih ke pekerjaan lain jika sudah memasuki musim hujan.

Baginya mengelola lahan garam sangat menjanjikan dibandingkan bertani padi dan sejenisnya. "Kami gak ada ruginya kok. Paling ya impas aja antara biaya hidup selama menanam dan memanen jika harga merosot tajam. Kan gak pakai modal tinggal mengelola air saja," ujarnya disela panen garam.

Zaenal merupakan satu diantara ratusan petambak garam di kawasan Sedati tersebut. Dalam memproduksi garam, petani membuat kanal-kanal dan petak seluas 35x11,5 meter. Satu petak berfungsi menyimpan air dari sungai yang kemudian dialirkan ke petak lainnya untuk proses kristalisasi setelah air tersebut mengandung kadar garam 25 mb per celsius.

"Untuk tanam pertama memang agak lama dari air hingga jadi garam yaitu sekitar 1 bulan. Tapi selanjutnya cukup 4-7 hari sudah bisa panen garam sebanyak 100 karung tiap petak," pungkasnya.

Pemerintah melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) memproyeksikan produksi garam pada 2018 sebesar 1,5 juta ton. Angka itu naik tipis dibandingkan produksi garam tahun lalu yang sebanyak 1,4 juta ton
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5573 seconds (0.1#10.140)