Tangani Corona, Gugus Tugas Kota Mojokerto Dibekali Rp21 Miliar

Jum'at, 03 April 2020 - 20:11 WIB
Tangani Corona, Gugus Tugas Kota Mojokerto Dibekali Rp21 Miliar
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat memberikan keterangan kepada awak media.Foto/SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menyiapkan anggaran puluhan miliar guna menangani penyebaran virus Corona yang kini mulai mewabah. Kendati hingga saat ini pasien positiv Covid-19 di Kota Onde-onde masih nol.

Pasca pemerintah pusat mengeluarkan darurat Corona, berbagai langkah upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 dilakukan Pemkot Mojokerto. Mulai dari penyemprotan disinfektan di sepanjang jalanan Kota Mojokerto, hingga penutupan sementara sejumlah cafe yang biasa dipadati pengunjung.

Tak hanya itu, Pemkot Mojokerto juga telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Hal itu sesuai dengan Keputusan Walikota Mojokerto nomor 188.45/187/417.111/2020 tertanggal 1 April 2020. Tak tanggung-tanggung, Gugus Tugas ini bakal dibekali anggaran Rp21 miliar dalam penanggulangan penyebaran dan penanganan Corona.

"Hari ini kita sudah melakukan pemetaan (anggarannya) kurang lebih Rp21 miliar," kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat dikonfirmasi usai menggelar mutasi di Rumah Dinas Wali Kota, Jalan Hayam Wuruk, Kota Mojokerto, Jumat (3/4/2020).

Anggaran Rp21 miliar itu nantinya terbagi dalam tiga pos. Diantaranya yakni Dinas Kesehatan (Dinkes) sebesar Rp4.100.147.355. Kemudian di RSUD Wahidin Sudiro Husodo, Rp5.450.640.800. Sementara pos anggaran terbanyak berada di Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mojokerto, yakni sebesar Rp12.050.000.000.

"Itu (anggaran Rp21 miliar) mulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan nanti pemulihan," terang birokrat yang akrab disapa Ning Ita ini.

Tak hanya itu, Ning Ita juga sudah menyiapkan tempat karantina. Pemkot Mojokerto berencana untuk memfungsikan Rusunawa Cinde yang berada di Kecamatan Prajurit Kulon sebagai tempat isolasi sementara bagi orang dalam pantauan (ODR) yang masuk ke wilayah Kota Mojokerto.

"Ini kan sudah menjelang puasa, biasanya adatnya orang Indonesia itu mudik. Meskipun di beberapa daerah ada pembatasan untuk tidak mudik. Tetapi kita sudah mempersiapkan jikalau nanti ada orang masuk ke Kota Mojokerto dari daerah zona merah, kita sudah mempersiapkan lokasi isolasi atau karantina bagi mereka," jelasnya.

Isolasi di Rusunawa ini bakal dilakukan, jika para pemudik yang masuk kategori ODR ini, tidak memungkinkan melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Lantaran, kondisi rumah yang tidak memadai dan lain sebagainya. Selain itu, Rusunawa ini juga akan digunakan sebagai tempat karantina petugas medis yang bersentuhan langsung dengan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

"Jika nanti PDP semakin banyak, otomatis tenaga medis punya keluarga di rumah. Bagaimana kita melindungi keluarga tenaga medis ini supaya tidak ada kontak dan berdekatan dengan petugas garda depan dibidang kesehatan ini. Maka mereka kita siapkan juga di sana," paparnya.

Ning Ita memastikan, Rusunawa itu nantinya bukan digunakan sebagai tempat isolasi pasien positiv Corona atau pasien dengan status PDP Covid-19. Sebab, pasien positif Corona atau yang berstatus PDP harus menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit yang memiliki kelengkapan alat medis standart penangan Covid-19.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), yang dilansir dari laman covid19.mojokertokota.go.id, jumlah ODP di Kota Mojokerto, sebanyak 161 orang. Mereka tersebar di 6 kelurahan. Sementara untuk PDP Covid-19 sebanyak 6 orang
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5562 seconds (0.1#10.140)