APD Tenaga Medis Langka, IDI Mojokerto: Jas Hujan Pun Kita Pakai

Selasa, 31 Maret 2020 - 15:23 WIB
APD Tenaga Medis Langka, IDI Mojokerto: Jas Hujan Pun Kita Pakai
Ketua IDI Mojokerto, Rasyid Sulaiman. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Rumah sakit di wilayah Mojokerto, mulai melakukan penggalangan donasi alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan. Tak hanya rumah sakit swasta, rumah sakit milik pemerintah pun melakukan hal yang sama. Lantaran ketersediaan APD yang terus menipis akibat mewabahnya virus Corona (Covid-19).

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, saat ini hampir seluruh fasilitas kesehatan di wilayah Mojokerto tengah kekurangan APD. Tak terkecuali rumah sakit milik pemerintah daerah. Sejumlah pamflet digital berisi penggalangan donasi APD yang dikeluarkan pihak rumah sakit pun mulai tersebar di grup-grup whatsapp dan media sosial (medsos).

Dalam paflet tersebut, sejumlah APD yang digalang dari masyarakat itu berupa masker bedah, masker N-95, kacamata google atau face shield. Kemudian sarung tangan disposible dan stiril, hamzat suit atau baju pelindung, disinfektan, hand sanitizer, alkohol 96%, shoes cover. Selain itu juga multivitamin serta kebutuhan pendukung lainnya yang diperlukan.

"Benar, memang hampir seluruh rumah sakit di kota maupun kabupaten Mojokerto saat ini sedang menggalang donasi APD dari masyarakat. Karena saat ini ketersediaan APD sudah sangat menipis akibat endemik Corona," kata Direktur RS Kamar Media, Rambo Garudo, saat dihubungi melalui sambungan seluler, Selasa (31/3/2020).

Rambo mengaku saat ini seluruh rumah sakit di Mojokerto sedang kesulitan untuk mendapatkan APD. Sebab, stok barang didistributor sedang kosong. Ia menyebut, APD menjadi barang yang langka sejak pandemi Corona melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Sehingga, pihak rumah sakit kesulitan untuk bisa mendapatkan APD yang dibutuhkan tenaga medis.

"Tidak hanya di daerah, di provinsi dan pusat pun stoknya menipis. Bukan kita tidak bisa beli, tapi karena stok di pasaran sudah sangat langka. Khawatir kita kalau wabah ini tidak segera selesai, jadi kami harus prepare. Karena warga bisa datang ke rumah sakit manapun dan kita tidak tahu apa dia positif Corona atau tidak, sehingga tanpa APD sangat membahayakan tenaga medis," imbuh Rambo.

APD Tenaga Medis Langka, IDI Mojokerto: Jas Hujan Pun Kita Pakai


Tak hanya rumah sakit swasta, pamflet penggalangan donasi APD dari RSUD Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto juga beredar di grup-grup whatsapp. Namun demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi dari manajemen rumah sakit milik Pemkot Mojokerto itu. Pesan singkat yang dikirimkan SINDOnews ke Direktur RSUD Wahidin Sudiro Husodo, dr Sugeng hingga kini belum dibalas.

Sementara itu, penggalangan donasi APD juga dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Mojokerto. Setelah institusi ini mendapatkan banyak permintaan dari petuga medis yang berada di garda terdepan melawan penyebaran virus Covid-19. Hampir setiap hari, petugas kesehatan di rumah sakit baik swasta maupun pelat merah mengeluhkan minimnya APD yang ada.

"Iya kami memang sedang melakukan penggalangan donasi APD dari masyarakat. Saat ini memang APD sangat sulit, masker saja kita kesulitan untuk mendapatkannya. Kalaupun adanya harganya sangat mahal dan tidak terkontrol. Satu boks bisa mencapai Rp300 ribu. Baju Hazat juga susah, bahkan jas hujan kita pakai," kata Ketua IDI Mojokerto, dr Rasyid Sulaiman.

Menurut dr Rasyid, hasil penggalangan APD itu nantinya akan didistribusikan ke petugas medis yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Contohnya, tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit baik swasta maupun milik pemerintah. Utamanya rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan pasien virus Covid-19. Sehingga para petugas medis tidak akan tertular virus mematikan itu.

"Yang juga tidak boleh kita lewatkan yakni petugas medis di rumah sakit swasta. Misalnya begini, petugas kesehatan memeriksa ODP (Orang Dalam Pengawasan) dan PDP (Pasien Dalam Pemantauan) ya harus menggunakan APD. Kalau orang yang penuh kesadaran pasti akan datang ke rumah sakit rujukan Covid-19, kalau yang tidak mau menyadari bagaimana. Kasihan kan anggota kita," jelasnya.

Dikatakan dr Rasyid, sulitnya mendapakan APD ini membuat petugas kesehatan di rumah sakit swasta menjadi obyek yang rentan terpapar virus Corona. Lantaran, kendati dalam kondisi darurat bencana, mereka harus menyiapkan APD sendiri. Sehingga, IDI Mojokerto juga akan memprioritaskan mereka yang memiliki potensi besar terpapar virus Corona dalam penyaluran donasi APD.

"Kalau rumah sakit milik pemerintah saya kurang tahu. Tapi kalau rumah sakit swasta mereka memang berusaha sendiri. Dan saat ini mereka sangat kesulitan untuk membeli APD. Karena memang sangat langka. Maka itu kami langsung membuka donasi itu. Terserah mau dari masyarakat, LSM, atau dari mana, nantinya bantuan itu akan kita distribusikan ke rumah sakit yang lebih urgent," tandas dr Rasyid.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.7160 seconds (0.1#10.140)