Kerja Keras, Kerja Bersama, untuk Malang Bebas Corona

Selasa, 31 Maret 2020 - 14:58 WIB
Kerja Keras, Kerja Bersama, untuk Malang Bebas Corona
Wali Kota Malang, Sutiaji bersama-sama Forminda Kota Malang, dan Satgas Covid-19, terus melakukan upaya menekan penyebaran virus Corona, Covid-19. Foto/Dok.Humas Pemkot Malang
A A A
MALANG - Canda dan air mata, menyatu dalam budi dan hati mengiringi perjalanan kota pendidikan, kota wisata, dan kota industri ini. Kekuatan sebagai Satu Jiwa Arek Malang, tidak pernah luntur meski berbagai rintangan datang silih berganti, hingga kota ini kini berusia 106 tahun.

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Di ulang tahunnya yang ke 106 ini, cobaan datang mendera setiap sendi kehidupan di Kota Malang. Wabah virus Corona jenis baru, Covid-19, datang dari negeri seberang.

Bukan hanya kesehatan warga, virus impor ini juga bisa mengancam kehidupan sosial dan ekonomi warga Kota Malang. Apakah virus itu membuat gentar Arek-arek Malang? Pastinya tidak. Semangat satu jiwa, dan keberanian seluruh kota ini dalam menghadapi setiap tantangan zaman tidak pernah surut.

Dari kota ini, titik awal Nusantara berkumandang menguasai dunia. Di kota ini juga, penjajahan di masa kolonial dilawan sampai titik darah penghabisan. Semangat bersatu, dan tak mengenal lelah untuk berjuang itu, tentunya terus terwariskan hingga kini.

Kerja Keras, Kerja Bersama, untuk Malang Bebas Corona


Kini lawan yang dihadapi bukan peluru beraroma mesiu dari kamu penjajah. Tetapi patogen yang tak kasat mata. Status zona merah penyebaran Covid-19, harus disikapi Arek-arek Malang, dengan tetap bersatu, bergandengan tangan bersama-sama menjaga kota, dengan menaati setiap protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

"Kami pegang teguh komitmen dan konsisten menjaga Kota Malang, untuk keluar dari ancaman virus Corona ini," tegas Wali Kota Malang, Sutiaji. Pemkot Malang, tidak ingin masyarakat kesulitan akibat wabah Covid-19.

Setiap hari Forum Pimpinan Daerah (Forminda) Kota Malang, bahu-membahu menyikapi perkembangan di Kota Malang, secara seksama. Mulai dari kampanye menjaga kebersihan, menyediakan disinfektan untuk masyarakat, melakukan upaya penyadaran masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, hingga memastikan ketersediaan bahan pangan.

Bersama Kapolresta Malang Kota, AKBP Leonardus Simarmata; Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Inf. Tomy Anderson; Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edy Jarwoko; Sekda Kota Malang, Wasto; dan elemen yang lain, Sutiaji memantau seluruh persediaan bahan pokok untuk masyarakat.

"Kita pastikan kebutuhan pokok masyarakat tersedia dengan harga terjangkau. Apabila diperlukan, tentunya akan diambil tindakan operasi pasar untuk memastikan ketersediaan dan harga kebutuhan pokok terjangkau masyarakat," tegasnya.

Kerja Keras, Kerja Bersama, untuk Malang Bebas Corona


Sebanyak 16 Puskesmas di Kota Malang, diaktifkan penuh melayani masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan dalam kondisi darurat Covid-19. RSUD Kota Malang, juga disiagakan sebagai rumah sakit rujukan, sehingga semua tertangani dengan baik.

Pembatasan aktivitas masyarakat di luar rumah, belajar dari rumah, dan bekerja dari rumah, serta pembatasan ruang-ruang publik yang menimbulkan kerumunan masa. Merupakan langkah-langkah antisipatif, untuk menghambat penyebaran virus Corona. "Tentu ini akan memberikan satu dampak. Tapi semuanya untuk kepentingan dan keberlanjutan kita semua," ujar Sutiaji.

Telah dirumuskan beberapa langkah antisipasi dan intervensi akan dampak-dampak yang mungkin terjadi. Di antaranya memangkas dan mengalihkan beberapa anggaran kegiatan, termasuk juga pemangkasan untuk perjalanan dinas agar dipergunakan dalam penanganan Covid-19.

Anggaran-anggaran tersebut dialihkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat yang terdampak langsung. Total anggaran yang dialokasikan khusus untuk kondisi darurat bencana non alam Covid-19 mencapai Rp37,310 miliar.

Penambahan anggaran penanganan Covid 19 digunakan dalam bentuk bantuan sosial kepada warga kota yang terdampak, seperti PKL, para penyandang disabilitas tuna netra yang selama berprofesi jasa refleksi (pijat), maupun warga rentan sosial dan miskin.

Kerja Keras, Kerja Bersama, untuk Malang Bebas Corona


Potensi inovasi dan kreativitas yang tumbuh di masyarakat, perguruan tinggi, juga terus dilibatkan untuk penanganan wabah Covid-19 ini, sebagai bagian dari penerjemahan konsep pentahelix. Dimana pemerintah, masyarakat, komunitas, industri kreatif, perguruan tinggi, bersatu membangun Kota Malang, keluar dari ancaman Corona.

Orang nomor satu di Kota Malang, yang merupakan alumni IAIN Malang ini mengungkapkan, segela daya upaya dilakukan, agar masyarakat tidak panik dalam menghadapi bencana non alam ini.

"Kita jangan disibukkan dengan kepanikan yang berlebihan. Tetap waspada, dan memantau informasi resmi dari pemerintah. Setiap pergerakan ODP maupun PDP pasti dalam pantauan ketat Satgas Covid-19. Yang perlu dilakukan masyarakat secara bersama-sama adalah membatasi aktivitas keluar, membatasi kegiatan berkumpul, dan selalu menjaga kebersihan tubuh," tuturnya.

Setiap bencana, menurutnya pasti ada hikmahnya. Pembatasan aktivitas di luar rumah, bisa menjadi ruang untuk membangun silaturahmi dengan keluarga di rumah. Orang tua punya waktu untuk bercengkrama dengan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Tradisi makan keluarga di rumah bisa dihidupkan. "Dan, sebentar lagi kita juga masuk bulan Ramadhan, kita manfaatkan hal itu menjadi kekuatan imani secara bersama-sama di dalam rumah," imbuhnya.

Waktunya kembali meneguhkan hati, membangun kesatuan jiwa. Bersatu untuk Kota Malang, bergerak bersama menggalang segala kekuatan serta potensi untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berganti.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4129 seconds (0.1#10.140)