Data Corona China, Korut, dan Rusia, Sulit Diakses Intelijen AS

Selasa, 31 Maret 2020 - 07:58 WIB
Data Corona China, Korut, dan Rusia, Sulit Diakses Intelijen AS
Pejalan kaki melintasi jalanan yang sepi di Moskow, Rusia. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Data wabah virus Corona baru, Covid-19 di China, Korea Utara (Korut), dan Rusia, sulit diakses oleh lembaga intelejen Amerika Serikat (AS). Saat ini intelejen AS berupaya menyusun gambaran tentang wabah mematikan itu di dunia.

Hal itu diungkapkan lima orang sumber di pemerintahan AS yang mengetahui tentang pelaporan intelijen itu.

"Beberapa lembaga itu juga memiliki informasi terbatas tentang dampak penuh pandemi di Iran meski informasi tentang infeksi dan kematian di antara publik dan elit penguasa menjadi lebih didapat secara resmi dan lewat media sosial," ungkap dua sumber di pemerintahan AS pada Reuters.

Empat negara itu oleh badan intelijen AS disebut sebagai “target sulit” karena kontrol negara yang ketat pada informasi dan sulit dalam kondisi normal untuk mengumpulkan data intelijen dari dalam lingkaran kepemimpinan mereka.

"Penilaian akurat dari negara-negara wabah itu akan membantu upaya AS dan internasional membatasi korban tewas dan dampak ekonomi akibat Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona," papar beberapa pakar.

Beberapa badan intelijen itu tidak hanya mencari angka akurat, tapi juga tanda-tanda lain kondisi politik tentang bagaimana krisis itu ditangani.

"Kami ingin memiliki akurasi, pemahaman real time tentang di mana hotspot global itu dan di mana mereka muncul," ungkap Jeremy Konyndyk, pakar di Center for Global Development yang memimpin Kantor Bantuan Bencana Luar Negeri AS dari 2013 hingga 2017, termasuk respon AS pada wabah Ebola.

Dia menambahkan, "Dunia tidak akan menyingkirkan benda ini hingga kita menyingkirkannya di setiap tempat."

Sejumlah badan intelijen AS pertama kali mulai melaporkan virus corona pada Januari dan memberikan peringatan awal pada para anggota parlemen tentang wabah di China yang berasal di kota Wuhan akhir tahun lalu.

Pandemi itu tumbuh menjadi hampir 740.000 kasus di 200 negara dan wilayah menurut data Reuters. AS saat ini melaporkan lebih dari 152.000 kasus. Kantor Direktur Intelijen Nasional yang mengawasi 17 badan intelijen AS menolak berkomentar.

Korut mengklaim tidak memiliki satu kasus pun meski berbatasan dengan China. Namun Korut meminta badan bantuan internasional untuk persediaan seperti masker dan kit tes.

"Kita tidak tahu apapun tentang skala masalah di negara itu. Negara tempat berbagai hal dapat mengacaukan pemerintah itu akan menjadi minat besar bagi AS," ujar Konyndyk yang memimpin respon AS untuk krisis kemanusiaan di Suriah.

Otoritas Rusia saat ini mempertimbangkan lockdown nasional setelah mencatat kenaikan kasus corona terbesar dalam satu hari selama enam hari berturut-turut, untuk total 1.836 kasus dan sembilan kematian.

Data wabah corona di Rusia sangat penting karena negara itu memiliki perbatasan dengan 14 negara lainnya dan menjadi pusat perdagangan serta perjalanan. China melaporkan lebih dari 81.000 kasus dan lebih dari 3.300 kematian, dengan tanpa kasus baru dari dalam negeri.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5206 seconds (0.1#10.140)