Penundaan Pilkada Bisa Pengaruhi Elektabilitas Calon

Minggu, 22 Maret 2020 - 12:45 WIB
Penundaan Pilkada Bisa Pengaruhi Elektabilitas Calon
Direktur Eksekutif SCG Research and Consulting, Didik Prasetiyono.
A A A
SURABAYA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan menunda tahapan Pilkada melalui surat keputusan KPU Nomor : 179/PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020 dan Surat Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Keputusan KPU Nomor 179/PL.02-Kpt/01/KPU/III/2020 tersebut.

Dalam surat keputusan itu berisi perintah kepada jajaran KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota untuk menunda tahapan Pilkada sebagai berikut. Diantaranya, penundaan pelantikan PPS, dan penundaan masa kerja kepada PPS yang telah dilantik.

Penundaan verifikasi faktual calon perseorangan. Penundaan pembentukan petugas pemutakhiran daftar pemilih. Dan penundaan pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih.

"Tahapan-tahapan tersebut ditunda setelah KPU mempertimbangkan arahan WHO, Presiden RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Penetapan kembali jadwal tahapan Pilkada akan dievaluasi pada Bulan Mei dan akan diputuskan kemudian hingga situasi Covid-19 tertangani," kata Direktur Eksekutif SCG Research and Consulting, Didik Prasetiyono, Minggu (22/03/2019).

Untuk itu, SCG melihat keputusan KPU ini benar dan tepat. Penundaan tahapan akan mengurangi interaksi pertemuan fisik dan sesuai arahan nasional untuk melakukan social distancing sebagai upaya menghentikan perluasan wabah Covid-19.

"Kami melihat tahapan yang dilakukan penundaan adalah tahapan yang penting dan krusial. Sehingga sangat mungkin bisa menunda Hari Pemungutan Suara Pilkada Serentak yang nanti seharusnya dilakukan pada 23 September 2020," ujar pria yang akrab disapa Dikdonk ini.

Menurutnya, penundaan Hari Pemungutan Suara akan mempunyai pengaruh kepada elektabilitas calon. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya. Bagi calon atau pasangan calon yang telah melakukan deklarasi pencalonan, penundaan ini akan menambah panjang waktu kampanye. Hal ini akan mempengaruhi semakin besarnya biaya kampanye yang dikeluarkan. "Penurunan volume kampanye akan membuat elektabilitas melemah," imbuh Didik.

Pemilih, kata dia, akan lelah dan jenuh terhadap lamanya waktu kampanye akibat penundaan ini. Calon atau pasangan calon yang monoton dan tidak bisa memproduksi kreatifitas materi dan gerakan kampanye akan mengalami pelemahan elektabilitas.

"Salah satu yang akan menjadi alasan penguat elektoral adalah pemilih akan melihat apa yang calon atau pasangan calon lakukan di masa krisis Covid-19. Bagaimana peran mereka dalam ikut menangani wabah ini," ungkap Didik.

Dia menambahkan, kegiatan pembagian masker, hand sanitizer, disinfektan, rempah-rempah tradisional dan sejenisnya akan mempengaruhi elektabilitas. "Covid-19 telah menyita perhatian pemilih. Untuk itu perlu ditemukan kreatifitas baru cara sosialisasi agar partisipasi pemilih nantinya tetap terjaga," pungkas Didik.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0370 seconds (0.1#10.140)