Malang Zona Merah Corona, Butuh Gerakan Bersama Menangkalnya

Sabtu, 21 Maret 2020 - 19:02 WIB
Malang Zona Merah Corona, Butuh Gerakan Bersama Menangkalnya
Pengguna jalan di Jalan Kawi, Kota Malang, mencuci tangan di tempat cuci tangan yang disediakan secara swadaya oleh masyarakat saat virus Corona mewabah. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Wilayah Malang Raya, telah ditetapkan oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sebagai salah satu wilayah yang masuk zona merah penyebaran virus Corona jenis baru, Covid-19.

(Baca juga: Hercules Skadron 32 ke China, Ambil Alat Penanganan Corona )

Untuk wilayah Kota Malang sendiri, menurut data yang disampaikan Kabag Humas Pemkot Malang, Nur Widianto hingga Sabtu (21/3/2020), jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) mencapai sebanyak 78 orang.

"Sementara untuk Pasiean Dalam Pengawasan (PDP) ada penambahan sebanyak empat orang, sehingga sekarang totalnya ada delapan orang dengan status PDP. Sedangkan untuk yang sudah positif ada dua, satu meninggal dunia karena komplikasi penyakit penyerta, dan satu dalam masa perawatan dan semakin membaik," terangnya.

Menyikapi kondisi tersebut, masyarakat diimbau tidak panik, tetapi meningkatkan kewaspadaan. Di antaranya dengan menjaga kesehatan tubuhnya, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.

Wabah Corona, ternyata juga menumbuhkan rasa solidaritas untuk menangkalnya secara bersama-sama di tengah masyarakat. Salah satu bentuk kesadaran dan keswadayaan itu, ditunjukkan pemilik Kedai Kopi Remboeg Pawon, Edi Sasono dengan menyediakan tempat cuci tangan bagi masyarakat pengguna jalan.

Tempat cuci tangan berupa tandon air dan sabun cair tersebut, diletakkan di depan kedainya yang ada di Jalan Kelud, Kota Malang. "Siapa saja boleh memanfaatkan tempat cuci tangan tersebut, untuk membersihkan tangan dan menangkal virus," ujarnya, Sabtu (21/3/2020).

Hadirnya tempat cuci tangan secara sukarela ini, tentunya menjadi semangat baru di tengah kepanikan yang berlebihan. Bahkan, kepanikan tersebut membuat terjadinya kelangkaan masker dan cairan untuk sanitasi tangan.

"Cairan sanitasi tangan itu dibutuhkan hanya saat kita jauh dari air dan sabun untuk cuci tangan. Makanya ini kami sediakan air daan sabun cair yang lebih efektif membersihkan tangan, dari pada kita ikut-ikutan panik mencari cairan sanitasi tangan," tuturnya.

Edi berharap, gerakan bersama tumbuh di tengah masyarakat untuk menangkal virus Corona. "Yang saya pikirkan adalah, jangan sampai kita menang melawan wabah Corona, tetapi mati rasa kemanusiaan kita. Mungkin Corona ini adalah bagian dari ujian kemanusiaan kita sebagai manusia," tegasnya.

Untuk melakukan deteksi dini terhadap wabah Corona, saat ini di Kota Malang, telah memiliki aplikasi "Malang Corona Detector". Aplikasi ini, telah resmi diluncurkan oleh Wali Kota Malang, Sutiaji.

"Aplikasi ini kita kembangkan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap penyebaran virus Corona, melalui adanya keakuratan data terhadap kondisi masyarakat. Untuk itu, saya minta ke Tim Percepatan (akademisi) agar ada pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang ketersediaan data yang diperoleh secara cepat, dan akurat," tutur Sutiaji.

Aplikasi ini dapat dimanfaatkan masyarakat secara gratis, melalui http://coronadetektor.malangkota.go.id/ . Ada dua fungsi yang dimiliki aplikasi ini, pertama untuk mengecek kondisi kesehatan masyarakat, kedua untuk memantau sebaran masyarakat yang beresiko tertular virus Corona.

"Saya persilahkan warga untuk memanfaatkannya, karena ini akan jadi metode penampisan secara efektif, sekaligus kita secara bersama dapat memonitor kondisi Kota Malang, secara menyeluruh. Tentu kejujuran dan akurasi pengisian data menjadi kata kuncinya. Kita harus Gotong Royong melawan Corona," pungkas Sutiaji.

Pemkot Malang juga mengaktifkan 16 Puskesmas menjadi garda depan dalam pencegahan wabah Corona tersebut. Masyarakat bisa datang berkonsultasi langsung di Puskesmas. Selain itu, juga disiapkan 200 kamar perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, sebagai tempat isolasi dan penanganan wabah Corona.

(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0394 seconds (0.1#10.140)