Ratusan Atlet Panjat Tebing Adu Nyali di Kampus Ubaya

Jum'at, 13 Maret 2020 - 19:00 WIB
Ratusan Atlet Panjat Tebing Adu Nyali di Kampus Ubaya
Salah satu atlet panjant tebing menaklukkan dinding setinggi 20 meter di Ubaya Surabaya, Jumat (13/3/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Ratusan atlit panjat tebing yang datang dari berbagai daerah di Indonesia saling adu nyali di Universitas Surabaya. Secara bergantian mereka berusaha menaklukkan dinding setinggi 20 meter milik Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Surabaya (Mapaus).

Kegiatan tersebut merupakan kompetisi panjat dinding tingkat nasional yang dihelat oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapaus bersama Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Surabaya dengan mengusung tema “Reach The Summit and Light Your Spirit”.

Ketua Penyelenggara Acara, Fransisca Dita, mengatakan kompetisi nasional terbuka ini bertujuan mempopulerkan olahraga wall climbing. Selain itu juga untuk mencetak prestasi dan mencari potensi atlet-atlet muda Indonesia yang berbakat.

"Saya berharap olahraga wall climbing semakin dikenal oleh banyak orang," katanya saat ditemui disela kompetisi, Jumat (13/3/2020).

Selama tiga hari kedepan, sebanyak 200 atlet bakal bertanding. Mereka dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan umur yaitu putra-putri under 13 tahun, putra-putri under 19 tahun, dan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam).

"Peserta Mapala tidak memiliki batasan umur sehingga alumni boleh ikut serta dalam kompetisi dengan syarat menyertakan surat delegasi dari organisasi yang diikuti,"kata dia.

Fransisca melanjutkan, selain kategori umur, kompetisi dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu lead climbing dan speed classic climbing. Lead climbing merupakan kategori yang dinilai berdasarkan titik tertinggi yang dicapai oleh pemanjat dengan waktu tercepat.

Pada kategori ini pemanjat harus memanjat jalur yang telah dibuat oleh pembuat jalur (route setter), dengan mengaitkan tali pengaman yang telah dibawa sendiri sejak awal pemanjatan sampai atas (top). Jika pemanjat terjatuh, maka ia akan tertahan di pengaman yang terakhir dipasang.

Sedangkan speed classic climbing merupakan kategori yang dilakukan oleh dua pemanjat yang beradu cepat untuk mencapai dan menepuk bagian paling atas (top) dinding yang telah ditentukan oleh juri. Penilaian pada kategori ini ditentukan melalui waktu tercepat ketika pemanjat menuju dan menepuk bagian paling atas (top).

"Penilaian juri ditentukan berdasarkan kategori yang diikuti, teknik yang digunakan, dan waktu tercepat. Pemenang yang berhasil menyabet juara satu, dua, dan tiga akan membawa pulang medali, sertifikat, serta sejumlah uang," paparnya.

Kompetisi yang dihelat bertepatan ulang tahun ke-40 UKM Mapaus sekaligus untuk memeriahkan perayaan Dies Natalis ke-52 Ubaya yang bertepatan pada Maret.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7795 seconds (0.1#10.140)