Curah Hujan Tinggi, Produksi Kopi Jatim Hanya Tumbuh 2 Persen

Selasa, 10 Maret 2020 - 12:49 WIB
Curah Hujan Tinggi, Produksi Kopi Jatim Hanya Tumbuh 2 Persen
Kopi robusta asal Dampit, Kabupaten Malang, selalu menjadi primadona di pasar lokal maupun internasional. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
SURABAYA - Produksi kopi di Jawa Timur (Jatim) tahun ini diprediksi hanya tumbuh dua persen saja. Hal ini diakibatkan oleh kondisi curah hujan yang cukup tinggi triwulan I 2020. Semula, petani memproyeksikan pertumbuhan produksi kopi tahun ini bisa 5 persen, seiring meningkatnya permintaan pasar khususnya luar negeri.

Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Jatim, Bambang Sriono mengatakan, curah hujan tinggi ini mengakibatkan kerontokan pada buah kopi. Tanaman juga terlalu basah. Sehingga pada waktu pembungaan itu tidak jadi. Untuk itu, pihaknya menurunkan target produksi menjadi tumbuh 2 persen. "Biasanya untuk tanaman kopi jenis Arabika akan mulai melakukan proses petik buah pada bulan Mei. Sedangkan Robusta dimulai pada Juli," katanya Selasa (10/3/2020).

Di awal tahun ini, kata dia, merupakan penentuan hasil buah yang diproduksi tanaman tersebut. Terkait curah hujan yang cukup tinggi, petani tidak ada perlakuan secara khusus terhadap tanaman kopi.

Perawatan hanya standar seperti pada umumnya. Sebab, tidak ada yang bisa dilakukan oleh petani kopi jika menghadapi soal cuaca. "Produksi kopi Jatim pada 2019 mencapai 59.000 ton. Sebanyak 75 persen produksinya diserap pasar ekspor. Sisanya 25 persen diserap oleh pasar dalam negeri," terangnya.

Sementara itu, Asisten 1 Pemkab Bondowoso Agung Trihandono, saat ini Bondowoso memiliki lahan perkebunan kopi lebih dari 14.000 hektar yang tersebar di kawasan Gunung Ijen dan Gunung Raung. Melalui potensi kopi yang dimiliki, Pemkab Bondowoso berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan warganya.

"Salah satunya, dengan memberi bantuan pohon kopi, pelatihan tentang cara penanaman kopi yang baik dan pelatihan kepada para petani tentang pengelolaan keuangan agar uang hasil panen kopi tidak habis untuk dibelikan barang konsumtif," terangnya.

Komoditas kopi Bondowoso telah merambah pangsa pasar internasional terutama kopi jenis Arabika Java Ijen atau yang lebih dikenal dengan sebutan Java Coffee. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, produksi kopi di Bondowoso mencapai 8.670 ton per tahun. "Produksi ini merupakan yang terbesar ke 4 di Indonesia setelah Banyuwangi, Jember dan Malang," kata Agung.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3037 seconds (0.1#10.140)