4 Kabupaten di Jatim Dipasang Alat Deteksi Gempa Terbaru

Selasa, 25 Februari 2020 - 09:57 WIB
4 Kabupaten di Jatim Dipasang Alat Deteksi Gempa Terbaru
Empat kabupaten di Jatim dipasang seismograf atau alat pendeteksi gempa teknologi terbaru oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memasang seismograf atau alat pendeteksi gempa teknologi terbaru di empat kabupaten yang ada di Jatim. Empat kabupaten itu antara lain Malang, Ponorogo, Pamekasan, dan Sumenep.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Jatim sebelumnya sudah ada 28 alat pendeteksi gempa. Sehingga kalau ditambah empat jadi 32 alat. "Alat ini bertenaga solar cell jadi butuh lokasi yang padat berbatu, itu tidak sulit. Tapi yang terpenting adalah menjaga supaya baterai alat ini tidak rusak atau hilang," katanya, Selasa (25/2/2020).

Seismograf ini, kata dia, lebih canggih dari alat sebelumnya, karena mampu mendeteksi gempa potensi tsunami dalam 3-4 menit saja. Sedangkan alat sebelumnya kecepatan penyampaian informasi mencapai 5 menit.

Pengawasan pasca pemasangan, lanjutnya, harus dilakukan secara berkala oleh petugas resmi atau relawan, mengingat fungsi alat pendeteksi ini sangat penting. "Relawan dibutuhkan untuk menjaga alat ini sesuai pesan Kepala BMKG, yaitu alat ini jangan sampai beralih fungsi, apalagi hilang," ujarnya.

Sementara Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menambahkan, kecepatan merupakan hal penting. Sebab, selama ini sistem yang dirancang pada 2018 belum mampu mengidentifikasi potensi gempa yang mengakibatkan tsunami hingga dua menit setelah guncangan. "Ternyata di Palu tsunami terjadi 2 menit setelah guncangan gempa," terangnya.

Pihaknya berharap bisa menyusul Jepang dalam pemutakhiran rentang waktu 3 menit pasca gempa. Agar bekerja akurat dan valid, alat harus dipasang pada batuan keras. Jika pemasangan pada tanah, akan mempengaruhi tingkat akurasi. Sehingga berpotensi error dan hanya bisa memfilter maksimal 30 persen informasi dini. "Kami upayakan memasang di batuan keras, tidak harus ngebor ke bawah biasanya tersingkap di permukaan," imbuhnya.

Seluruh hasil monitoring seismograf, tidak hanya bisa dipantau di BPBD tapi juga bisa diakses melalui aplikasi WRS BMKG sebagai pusat informasi khusus gempa dan tsunami. Serta informasi BMKG sebagai multi hazard dan early warning system terkait bencana tsunami, cuaca ekstrem dan multi ekstrem.

"Jika dipasang alat pendeteksi, kita tahu daerah mana yang berpotensi gempa paling kuat," kata Kepala Pusat Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Bambang Setyo Prayitno.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7767 seconds (0.1#10.140)