Kerugian Material Rusuh Suporter Bola di Blitar Terus Bertambah

Rabu, 19 Februari 2020 - 18:23 WIB
Kerugian Material Rusuh Suporter Bola di Blitar Terus Bertambah
Puing sisa kerusuhan antar suporter di Kota Blitar, saat Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya, Selasa (18/2/2020). Foto/Ist.
A A A
BLITAR - Para pemilik kendaraan sepeda motor yang dirusak saat berlangsungnya laga semifinal kesebelasan Persebaya Surabaya, melawan Arema FC, Selasa (18/2/2020), diminta segera mendatangi Mapolres Blitar Kota.

Dari hasil pendataan terbaru, jumlah motor yang ditemukan rusak di lokasi kejadian dan hingga kini belum diketahui siapa pemiliknya, ternyata bertambah. Dari sebelumnya 4 motor menjadi 13 motor dengan tingkat kerusakan yang beragam.

"Yang terbaru setelah dicek ada tambahan kerusakan materiil," ujar Kapolres Blitar Kota, AKBP Leonard M Sinambela kepada wartawan Rabu (19/2/2020). Dua motor dipastikan terbakar total dan hanya menyisakaan kerangka.

Kemudian enam motor terbakar sebagian, lima motor yang dua diantaranya juga terbakar namun tidak parah dan tiga lainnya rusak ringan. Hingga saat ini belum diketahui pasti siapa pemilik kendaraan. Termasuk apa yang terjadi di TKP sehingga sampai muncul insiden pembakaran, juga masih dalam penyelidikan.

"Diduga kuat kendaraan suporter. Semuanya dievakuasi di Polres," kata Leonard Sinambela. Kepada para pemilik kendaraan atau siapapun yang menggunakannya, Leonard Sinambela menghimbau untuk datang ke mapolresta dengan membawa bukti sebagai pemilik.

Soal kerugian material itu kepolisian sudah berkoordinasi dengan panitia pertandingan dan pemerintah dimana Pemerintah Provinsi Jatim sudah menyatakan akan memberikan ganti rugi. "Kerugian materiil ini sudah kita koordinasikan," katanya.

Terkait adanya roda empat yang Informasinya ikut dirusak, Leonard mengatakan pihaknya belum menerima laporan. Termasuk juga kabar adanya tanaman di area persawahan yang rusak akibat bentrokan bonek dengan Aremania, sampai hari ini polisi belum menerima laporan. "Kita belum menerima laporan," ungkapnya.

Untuk korban terluka akibat bentrok suporter itu sebanyak tiga orang, dengan perincian satu orang mengalami patah tulang, satu orang luka dikepala akibat terkena pelemparan dan satu orang luka ringan.

Korban patah tulang yang langsung dirawat di RSUD Mardi Waluyo Blitar, kata Leonard bernisial RK, warga Kabupaten Tulungagung. Yang bersangkutan teridentifikasi sebagai Aremania.

Sedangkan korban luka dikepala adalah seorang bonekmania. Yang bersangkutan bernisial JF (16) warga Pacarkeling, Tambaksari Surabaya, yang sempat dirawat di RSU Syuhada Haji Blitar, dan malam itu juga dijemput keluarganya dari Surabaya. "Dan yang satu luka ringan yang diobati di mobil ambulance keamanan dan saat itu langsung pulang," paparnya.

Menurut Leonard Sinambela, dalam pengamanan yang menerapkan sistem ring itu petugas lebih mengutamakan sterilisasi lokasi stadion serta melokalisir kedua suporter (Bonek dan Aremania) agar tidak bertemu.

Dengan pertimbangan tetap menjaga situasi kondusif dan melihat jumlah massa pendukung kesebelasan yang besar, kata Leonard petugas tidak mengamankan orang orang yang ditengarai sebagai pemicu atau penghasut saat bentrok terjadi. "Karena kita harus tetap menjaga situasi tetap kondusif," paparnya.

Usai pertandingan yang dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor 4-2, aparat keamanan langsung membersihkan seluruh suporter kedua kesebelasan dari wilayah Blitar Raya.

Malam itu juga sebanyak 17 truk TNI dan Polri serta sewaan disiapkan untuk membawa para bonekmania menuju Surabaya. Begitu juga Aremania dikawal hingga ke tempat asal mereka berangkat.

Dalam evakuasi pemulangan itu, kata Leonard ada sejumlah suporter (Bonek) yang tertinggal. Oleh petugas yang melakukan penyisiran, tujuh orang bonekmania itu kemudian dibawa menggunakan mobil patroli terbuka. Diduga kesal dengan ulah suporter yang bikin rusuh, sejumlah warga di wilayah Poluhan, Kecamatan Ponggok dan Srengat sempat melakukan penghadangan.

Warga sempat melempari suporter bonek yang berada di atas kendaraan patroli petugas dengan benda keras dan untungnya, terang Leonard tidak ada yang terluka. Bahkan ada warga yang mencoba mengejar dengan sepeda motor.

Dan lagi lagi untungnya petugas berhasil meredam kemarahan warga setempat. "Mungkin karena kesal," kata Leonard Sinambela yang memastikan situasi Kota Blitar dipastikan sudah aman.

Dalam penyisirannya Kapolsek Ponggok AKP Soni Suhartanto mengatakan telah mendapati 17 bonekmania yang tercecer saat evakuasi Selasa (18/2/2020) malam . Ke 17 suporter itu bersembunyi di kawasan penangkaran rusa, hutan Maliran, Kecamatan Ponggok.

Mereka diduga takut setelah melihat insiden warga Poluhan dan Srengat Blitar yang menghadang dan sekaligus menyerang para bonekmania. "17 suporter itu kemudian kami bawa di mapolsek," kata Soni.

Di Mapolsek Ponggok belasan bonek itu diberi makan. Oleh salah satu keluarga yang bertempat di Kediri ke 17 suporter itu kemudian diantar pulang ke Surabaya. "Langsung diantar pulang (Surabaya) oleh keluarganya yang ada di Kediri," paparnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 8.2768 seconds (0.1#10.140)