Cerita Pantauan Buruh Migran Blitar, Dikira Corona Ternyata Flu Biasa

Jum'at, 14 Februari 2020 - 14:43 WIB
Cerita Pantauan Buruh Migran  Blitar, Dikira Corona Ternyata Flu Biasa
ilustrasi
A A A
BLITAR - Sebanyak 24 warga Kabupaten Blitar yang tiba dari negara terpapar virus Corona terus dipantau hingga berakhirnya masa inkubasi (14 hari). Mereka kebanyakan berasal dari kelompok buruh migran yang secara klinis semula sehat, tiba tiba sakit flu.

"Pada saat datang dari Malaysia tanggal 21 Januari, yang bersangkutan sehat. Namun kemudian tanggal 28 Januari kena flu, "kata Krisna Yekti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Kabupaten Blitar kepada wartawan.

Buruh migran yang dimaksud adalah seorang warga Kecamatan Wlingi. Yang bersangkutan sempat mendapat perhatian lebih dari petugas kesehatan setempat. Apalagi keluhan yang sama (flu) muncul juga dari anggota keluarga yang lain, yakni istri dan dua orang anak.

Setelah dilakukan penyelidikan epidemologi (PE), yakni dengan mendatangi dan mengobservasi, kata Krisna Yekti, tidak didapati suhu badan tinggi. Petugas juga tidak menemukan gejala sesak nafas yang mengarah pada gejala klinis serangan Corona.

"Artinya ini flu biasa, "terang Krisna Yekti. Ada juga TKW asal Sutojayan yang datang dari Negara Hongkong. Saat tiba di Blitar pada 2 Februari, kondisinya sehat. Namun pada 12 Februari lalu, yang bersangkutan mengalami flu.

"Bahkan sampai suaranya habis, "ungkap Krisna. Keadaan ini sempat membuat resah masyarakat di sekitarnya dan kemudian melapor ke petugas kesehatan setempat.

Setelah dicek, kata Krisna, yang bersangkutan dinyatakan mengalami flu biasa. Sama dengan hasil sebelumnya, petugas tidak menemukan gejala panas dan sesak nafas. Karena kondisinya semakin membaik dan tidak ada anggota keluarga yang tertular, petugas kesehatan tidak sampai merujuk ke rumah sakit.

"Membaik artinya suaranya sudah bisa, "kata Yekti. Petugas dinkes Kabupaten Blitar juga memantau seorang mahasiswa Guangzhou, China asal Blitar yang pulang hampir bersamaan dengan pemulangan WNI dari China yang kemudian dikarantina di Natuna.

Dari hasil PE, mahasiswa bersangkutan dinyatakan sehat dan sampai hari ini tidak menunjukkan gejala sakit yang mengarah pada Corona. "Yang bersangkutan pulang dengan biaya sendiri, "kata Krisna Yekti.

Sebanyak 24 orang dalam pantauan terkait virus Corona ini 12 diantaranya dari Negara Malaysia, 8 Hongkong, 1 China dan selebihnya Taiwan dan Singapura. Selama 14 hari masa inkubasi, mereka harus senantiasa bermasker dan untuk sementara mengurangi interaksi dengan orang lain.

"Meski dinyatakan sehat dan hanya flu biasa mereka tetap diharuskan memakai masker dan mengurangi berada di kerumunan selama masa inkubasi, "terang Krisna.

Dalam menjalankan prosedur penanganan ini, termasuk hanya melakukan observasi klinis dan tanpa pengambilan swap pasien yang dikirim ke laboratorium, dinkes kata Krisna terus berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Timur.

Pihaknya juga tidak berhenti melakukan sosialisasi ke masyarakat mulai tingkat kabupaten hingga ke desa. Masyarakat dihimbau untuk segera melapor jika di menjumpai kasus yang mencurigakan, terutama dari tetangga yang baru datang dari luar negeri.

Hal itu mengingat jumlah buruh migran asal Kabupaten Blitar pada tahun 2019 mencapai 4.389 jiwa. Dari jumlah tersebut separuh diantaranya berada di Negara Hongkong dan Taiwan.

"Ini sebagai bentuk antisipasi dan kewaspadaan. Karena KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Jawa Timur saat ini sudah kewalahan untuk notifikasi orang orang yang datang dari luar negeri ke Indonesia, "jelas Krisna.

Sementara RSUD Mardi Waluyo Blitar memastikan sampai hari ini belum menerima pasien berstatus orang dalam pantauan terkait kasus Corona. Hal itu sekaligus untuk meluruskan beredarnya kabar RSUD Mardi Waluyo Blitar telah menerima pasien dengan suspect yang mengarah Corona.

"Sampai hari ini kita belum menerima pasien dengan status orang dalam pantauan terkait Corona, "ujar Wakil Direktur Bidang Pelayanan dan Penunjang, dr Herya Putra.

Kendati demikian Herya mengakui pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait adanya warga Kabupaten Blitar dengan latar belakang buruh migran yang saat ini sakit.

Ada rencana puskesmas Kabupaten Blitar merujuk yang bersangkutan ke Mardi Waluyo karena dikhawatirkan sakitnya mengarah ke gejala Corona. Namun setelah diobservasi hasilnya dinyatakan flu biasa.

"Akhirnya tidak jadi dibawa ke Mardi Waluyo karena belum memenuhi aspek suspect, "jelasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4609 seconds (0.1#10.140)