Virus Corona Berpotensi Gerus Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 0,3%

Kamis, 13 Februari 2020 - 10:17 WIB
Virus Corona Berpotensi Gerus Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 0,3%
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto meresmikan program baru Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Rabu (12/2/2020) malam. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Perlambatan ekonomi China, akibat virus corona (Covid-19) akan dirasakan Indonesia. Apalagi China merupakan mitra terbesar Indonesia pada sektor perdagangan.

Menurut Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto tergerusnya perekonomian China akibat corona, diprediksi bakal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri hingga 0,3 persen.

"Tergantung, dampaknya kan kita belum lihat. Kalau China turun sampai dua persen, kita bisa kena 0,1 sampai 0,3 persen," katanya usai meresmikan program baru Fakultas Teknnik Universitas Surabaya (FT Ubaya), Rabu (12/2/2020) malam.

Airlangga mengatakan, pemerintah terus mendorong ekonomi dalam negeri sebagai langkah untuk mengantisipasi imbas perlambatan di China. "Antisipasinya ekonomi dalam negeri didorong," ucapnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, untuk menghindari penyebaran virus corona masuk Indonesia, pemerintah masih membatasai impor pangan dari China.

"Impor panhan kita terbatas, yang banyak impor bahan baku untuk industri seperti spare part, pemesinan, kemudian terkait dengan baja dan lain sebagaiya," pungkasnya.

Selain membuka peresmian program baru, kehadiran Airlangga Hartarto di Ubaya juga untim memaparkan materi dalam Focus Group Action: Omnibus Law dengan judul "Sebuah Harapan Bagi Dunia Investasi". Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi serta wawasan dalam mendorong perkembangan perekonomian di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang ingin memajukan perekonomian nasional melalui empat rancangan undang-undang (RUU) yang dibentuk. Empat RUU tersebut adalah RUU Perpajakan, RUU Cipta Lapangan Kerja, RUU Kefarmasian, dan RUU Ibu Kota Negara.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8841 seconds (0.1#10.140)