Lucy Kurniasari: Laksanakan Perbedaan dengan Santun

Senin, 10 Februari 2020 - 19:51 WIB
Lucy Kurniasari: Laksanakan Perbedaan dengan Santun
Anggota MPR RI, Lucy Kurniasari, dalam Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Senin (10/2/2020). Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Bangsa Indonesia tercipta dalam banyak perbedaan. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya ras, suku, agama, kesenian, adat, dan bahasa yang berkembang di Indonesia.

Namun, perbedaan tersebut dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, dan bahasa. Hal itu dikemukakan oleh anggota MPR RI, Lucy Kurniasari, dalam Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Senin (10/2/2020).

Lucy mengatakan, perbedaan dapat juga ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti profesi yang beragam dan jabatan yang berbeda. "Akan tetapi, perbedaan profesi dan jabatan justeru dapat membuat kita saling mendukung untuk mencapai tujuan yang sama," katanya.

Anggota DPR RI dari Dapil Jatim I (Surabaya dan Sidoarjo) ini menambahkan, Allah menciptakan perbedaan untuk saling menghargai dan menghormati antar sesama umat manusia, terutama untuk saling berbagi pendapat demi kelangsungan hidup yang lebih baik di masa depan.

Karena itu, kata dia, budaya santun hendaknya dikedepankan dalam setiap mengatasi perbedaan. "Kita seyogianya menjauhkan diri dari caci maki, saling hujat, dan menebarkan permusuhan hanya karena berbeda. Ini bukan budaya Indonesia," ujar Anggota Komisi IX DPR RI ini.

Dihadapan 150 tokoh masyarakat Surabaya, Ning Surabaya tahun 1986 ini menambahkan, tanpa adanya kesadaran untuk menjaga perbedaan dihawatirkan akan terjadi berbagai konflik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap orang akan mementingkan dirinya sendiri atau daerahnya sendiri tanpa perduli kepentingan bersama. Bila hal itu terjadi pastinya negara kita akan terpecah belah.

Untuk mencegah hal itu terjadi, lanjut Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya, diperlukan sikap toleransi dan saling hormat menghormati dengan mendudukkan masing-masing pihak sesuai dengan peran, harkat, dan martabatnya secara tepat. Kita juga tidak boleh memandang remeh pihak lain, apalagi menghapus eksistensi suatu kelompok dari kehidupan bersama

"Jadi, kita tidak boleh memandang rendah dan menyepelekan kelompok lain. Karena setiap kelompok memiliki peran yang tidak dapat diabaikan, dan bermakna bagi kehidupan bersama," tegasnya.

Menurutnya, dalam membentuk kesatuan dalam keanekaragaman perlu diterapkan pendekatan musyawarah untuk mencapai mufakat. Caranya dengan mengedepankan kesamaan sebagai kesepakatan bersama. Dengan cara ini semua gagasan diakomodasi dalam kesepakatan. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. "Inilah yang biasa disebut sebagai win win solution," jelas alumni SMA 5 Surabaya ini.

Untuk menerapkan perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menurut Lucy, perlu dilandasi rasa kasih sayang. Untuk itu, saling percaya dalam kesantunan harus terus dikembangkan, sehingga sesama anak bangsa dapat hidup damai di negeri tercinta.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3184 seconds (0.1#10.140)