Diterjang Banjir Jembatan Penghubung Antar Desa di Malang Ambruk
A
A
A
MALANG - Jalan antar desa yang menghubungkan Desa Gadingkulon, dengan Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, putus total sejak Kamis (30/1/2020) sore.
Putusnya jalan penghubungn antar desa tersebut, diakibatkan ambruknya jembatan yang melintas di atas aliran Sungai Metro. Jembatan itu ambruk setelah diterjang banjir bandang.
Menurut Saruwi (40) warga Desa Selorejo, yang menyaksikan ambruknya jembatan tersebut, mengaku melihat jembatan mulai ambruk sekitar pukul 16.15 WIB. "Saat itu saya pulang dari sawah, kondisinya memang hujan deras," tuturnya.
Saat berada di dekat jembatan, dia mendengar suara bergemuruh dan melihat arus sungai sangat deras berwarna cokelat pekat. "Airnya naik, dan banyak membawa batu serta kayu," imbuhnya.
Arus air sungai yang sangat deras akhirnya menggerus pondasi jembatan, dan membuat jembatan yang baru satu tahun lalu direnovasi tersebut ambruk. Jembatan yang ambruk tersebut panjangnya sekitar 10 meter, dengan lebar 4 meter, dan kedalaman sekitar 5 meter.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, untuk sementara jalur antar desa ini ditutup demi keamanan warga. Untuk sementara jalur dialihkan dengan memutar sejauh satu kilometer.
"Kondisi jembatan memang rusak parah dan tidak ada penerangan jalan di lokasi, sehingga sangat berbahaya. Apalagi arus air sungainya masih sangat deras," tuturnya, Kamis (30/1/2020).
Dia mengaku masih akan melihat kondisi jembatan, dan kebutuhan masyarakat. Apabila kondisi di lokasi tidak membahayakan, dan masyarakat sangat membutuhkan jembatan tersebut, maka bisa dibuatkan jembatan sementara sebagai pengganti.
Putusnya jalan penghubungn antar desa tersebut, diakibatkan ambruknya jembatan yang melintas di atas aliran Sungai Metro. Jembatan itu ambruk setelah diterjang banjir bandang.
Menurut Saruwi (40) warga Desa Selorejo, yang menyaksikan ambruknya jembatan tersebut, mengaku melihat jembatan mulai ambruk sekitar pukul 16.15 WIB. "Saat itu saya pulang dari sawah, kondisinya memang hujan deras," tuturnya.
Saat berada di dekat jembatan, dia mendengar suara bergemuruh dan melihat arus sungai sangat deras berwarna cokelat pekat. "Airnya naik, dan banyak membawa batu serta kayu," imbuhnya.
Arus air sungai yang sangat deras akhirnya menggerus pondasi jembatan, dan membuat jembatan yang baru satu tahun lalu direnovasi tersebut ambruk. Jembatan yang ambruk tersebut panjangnya sekitar 10 meter, dengan lebar 4 meter, dan kedalaman sekitar 5 meter.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan, untuk sementara jalur antar desa ini ditutup demi keamanan warga. Untuk sementara jalur dialihkan dengan memutar sejauh satu kilometer.
"Kondisi jembatan memang rusak parah dan tidak ada penerangan jalan di lokasi, sehingga sangat berbahaya. Apalagi arus air sungainya masih sangat deras," tuturnya, Kamis (30/1/2020).
Dia mengaku masih akan melihat kondisi jembatan, dan kebutuhan masyarakat. Apabila kondisi di lokasi tidak membahayakan, dan masyarakat sangat membutuhkan jembatan tersebut, maka bisa dibuatkan jembatan sementara sebagai pengganti.
(eyt)