Tak Punya BPJS, Anak Berkebutuhan Khusus Akan Dibiayai
A
A
A
SURABAYA - Tak semua Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Surabaya memiliki BPJS. Kondisi itu dikeluhkan pengurus Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surabaya.
Pengurus YPAC Surabaya, menyampaikan keluhan tersebut saat berkunjung di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Kamis (23/1/2020).
Ketua Umum YPAC Surabaya, Wiwiek Teddy Ontoseno menuturkan, salah satu tujuan menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk memperjuangkan anak didiknya yang masih belum tercover BPJS.
Ia memastikan bahwa di yayasannya itu ada sebanyak 80 anak dan 38 anak diantaranya belum memiliki BPJS. "Nah, dari 80 anak itu beberapa diantaranya sudah punya BPJS, tinggal 38 anak yang belum punya BPJS. 20 anak diantaranya ada yang dicover pemerintah, 13 anak mandiri karena mungkin mampu dan ada pula yang sudah dicover oleh perusahaan orang tuanya bekerja," kata Wiwiek.
Pihaknya meminta bantuan supaya 38 anak itu juga diikutkan BPJS oleh Pemkot Surabaya. "Jadi, nanti sisanya 38 anak itu katanya mau diuruskan oleh pemkot," ucapnya.
Selain itu, Wiwiek juga mengaku mengeluhkan kesejahteraan guru-guru atau karyawan YPAC yang sampai saat ini masih jauh dari kata layak. Padahal, tugas mereka sangat berat dalam membimbing anak-anak luar biasa ini.
"Alhamdulillah tadi juga sudah ada solusi dari Bu Risma bahwa mereka nanti akan menjadi tenaga kontrak Pemkot Surabaya, tapi penempatan kerjanya di YPAC," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun siap menanggung BPJS anak-anak itu apabila memang termasuk warga Kota Surabaya. "Jika memang warga Surabaya, kita tanggung semuanya," jelasnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan bahwa hal-hal semacam inilah yang selalu ada dalam pikirannya. Bahkan, ia mengaku hal-hal semacam inilah yang selalu ditangisi ketika dia salat malam. "Terus terang Bu, kalau sholat malam, itu yang saya tangisi," katanya.
Pengurus YPAC Surabaya, menyampaikan keluhan tersebut saat berkunjung di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Kamis (23/1/2020).
Ketua Umum YPAC Surabaya, Wiwiek Teddy Ontoseno menuturkan, salah satu tujuan menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk memperjuangkan anak didiknya yang masih belum tercover BPJS.
Ia memastikan bahwa di yayasannya itu ada sebanyak 80 anak dan 38 anak diantaranya belum memiliki BPJS. "Nah, dari 80 anak itu beberapa diantaranya sudah punya BPJS, tinggal 38 anak yang belum punya BPJS. 20 anak diantaranya ada yang dicover pemerintah, 13 anak mandiri karena mungkin mampu dan ada pula yang sudah dicover oleh perusahaan orang tuanya bekerja," kata Wiwiek.
Pihaknya meminta bantuan supaya 38 anak itu juga diikutkan BPJS oleh Pemkot Surabaya. "Jadi, nanti sisanya 38 anak itu katanya mau diuruskan oleh pemkot," ucapnya.
Selain itu, Wiwiek juga mengaku mengeluhkan kesejahteraan guru-guru atau karyawan YPAC yang sampai saat ini masih jauh dari kata layak. Padahal, tugas mereka sangat berat dalam membimbing anak-anak luar biasa ini.
"Alhamdulillah tadi juga sudah ada solusi dari Bu Risma bahwa mereka nanti akan menjadi tenaga kontrak Pemkot Surabaya, tapi penempatan kerjanya di YPAC," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun siap menanggung BPJS anak-anak itu apabila memang termasuk warga Kota Surabaya. "Jika memang warga Surabaya, kita tanggung semuanya," jelasnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan bahwa hal-hal semacam inilah yang selalu ada dalam pikirannya. Bahkan, ia mengaku hal-hal semacam inilah yang selalu ditangisi ketika dia salat malam. "Terus terang Bu, kalau sholat malam, itu yang saya tangisi," katanya.
(eyt)