Pemerintah AS Bangun Ketangguhan Peternak Ayam Petelur di Blitar

Rabu, 27 November 2019 - 17:52 WIB
Pemerintah AS Bangun Ketangguhan Peternak Ayam Petelur di Blitar
Peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar, di Desa Ngrejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Foto/Ist
A A A
BLITAR - Pemerintah Amerika Serikat (AS) meresmikan pusat pembelajaran peternakan ayam cerdas iklim bagi para peternak ayam petelur yang ada di Kabupaten Blitar.

Bantuan ini dilaksanakan melalui proyek USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK), berkolaborasi dengan PT Cargill Indonesia dan Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) di Desa Ngrejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan ketangguhan kurang lebih 1.000 peternak skala kecil. Pusat pembelajaran ini menyertakan kandang ayam percontohan dengan desain yang membuat sirkulasi udara dan distribusi air yang lebih baik.

Kandang ayam yang lebih baik akan membantu para peternak untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem, meningkatkan efisiensi penggunaan air, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas telur sehingga penghidupan dan kesejahteraan para peternak ayam lebih terjamin dan berkelanjutan.

Konsulat Jeneral AS, Mark McGovern sebagai perwakilan pemerintah AS di Indonesia, mengatakan, untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik antara pemerintah AS dan Indonesia, fasiltas ini dijadikan salah satu contoh investasi jangka panjang pemerintah AS dalam mendukung penghidupan rakyat Indonesia.

"Melalui kerja sama ini, kami yakin akan adanya pengaruh positif bagi masyarakat di Kabupaten Blitar, juga sebagai bukti komitmen kami dalam berkontribusi mengembangkan perekonomian masyarakat," katanya

Sebagai salah satu pusat produksi telur terbesar di Indonesia, Kabupaten Blitar, memasok 70% telur untuk Jawa Timur, dan berkontribusi 30% dari pasokan telur nasional. Pada tahun 2018, total populasi ayam petelur di Kabupaten Blitar, adalah 15.365.100 ekor dengan total produksi telur 155.802 ton.

Di samping peluang dan potensi produksi yang menjanjikan, para peternak masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah dampak iklim dan risiko bencana alam terhadap usaha budidaya mereka. Fasilitas baru ini bertujuan untuk mencegah kondisi buruk lingkungan yang mengancam produksi telur tersebut.

Bupati Blitar, Rijanto, menegaskan peresmian kali ini sebagai komitmen pemerintah lokal dalam mendukung kolaborasi antara ketiga lembaga. Ia mengatakan, perekonomian masyarakat di Kabupaten Blitar sangat bergantung pada sektor peternakan, khususnya peternakan ayam petelur.

"Kami berharap dan percaya bahwa upaya ini dapat mengembangkan produktivitas, kualitas, dan kuantitas telur hasil ternak, sehingga kami dapat menyuplai ke lebih banyak lagi daerah lain," kata Rijanto.

Penurunan produksi telur berdampak pada bisnis lain dalam rantai nilai. Misalnya, ketika produksi lebih rendah dan petani memiliki pendapatan lebih sedikit, ada penurunan permintaan untuk pakan ayam.

Dengan jumlah besar peternak ayam di Kabupaten Blitar (90% dari mereka adalah peternak dengan kurang dari 10.000 ayam per peternak), maka ini adalah pasar yang sangat strategis bagi perusahaan pakan ayam.

Upaya ini diharapkan dapat membantu menjaga kestabilan permintaan terhadap pakan ayam dan sekaligus menjaga pasokan produksi telur sehingga tercipta manfaat ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan bagi sektor perekonomian di Indonesia.

Untuk menindaklanjutinya, Cargill Indonesia mendanai pengembangan kandang ayam percontohan yang adaptif terhadap perubahan iklim. Sementara PPRN berkontribusi menyediakan lahan dan infrastruktur pendukung untuk pusat pembelajaran yang menyatu dengan lokasi kandang percontohan.

Kedepannya, para peternak dapat memanfaatkan keberadaan pusat pembelajaran ini untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan beradaptasi terhadap perubahan iklim serta mengurangi risiko bencana alam (seperti peningkatan suhu, hujan ekstrem, angin kencang) yang dapat memengaruhi produksi telur.

Corporate Responsibility Lead, Cargill Indonesia, Agung Baskoro menjelaskan,
bahwa sesuai dengan kajian yang kami lakukan bersama USAID APIK dan PPRN, kandang dibuat dengan mempertimbangkan kondisi setempat dan menggunakan bahan yang mudah didapat di wilayah ini.

"Untuk menyempurnakannya, kompleks belajar yang komprehensif disediakan berdampingan dengan kandang agar mempermudah para peternak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka," jelasnya.

Guna mendukung penguatan kapasitas peternak secara komperehensif, Food and Agricultural Organization Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (FAO ECTAD) dan USAID Jadi Pengusaha Mandiri (JAPRI) juga dilibatkan dan berkontribusi menyediakan dukungan terkait aspek pengembangan biosekuriti dan pelatihan pengelolaan wirausaha.

Melalui upaya ini, APIK berharap dapat meningkatkan ketangguhan para peternak dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi telur dikemudian hari.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9476 seconds (0.1#10.140)