Isu Telur Ayam Dioksin Sempat Guncang Peternak Blitar

Rabu, 20 November 2019 - 17:47 WIB
Isu Telur Ayam Dioksin Sempat Guncang Peternak Blitar
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat berdialog dengan pekerja di peternakan ayam petelur di Kabupaten Malang. Foto/Humas Pemprov Jatim
A A A
BLITAR - Isu telur terkontaminasi racun (Dioksin) dari ayam yang memakan limbah plastik di Sidoarjo, berimbas ke peternakan ayam petelur di Kabupaten Blitar.

Menurut Hidayat Tur Rahman, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jatim, isu telur dioksin sempat mengguncang harga telur dipasaran.

"Sempat ada pengaruh dengan sedikit penurunan terhadap harga," ujar Hidayat kepada Sindonews.com Rabu (20/11/2019).

Meski sentimen pasar tidak berlangsung lama, yakni harga telur ayam di Blitar, kembali diangka Rp20.300 per kilogram dan itu normal. Hidayat sempat mengaku cemas.

Kerisauan itu cukup beralasan mengingat Kabupaten Blitar, merupakan basis peternakan ayam petelur yang menyumbang 20 persen dari kebutuhan telur nasional.

Kabupaten Blitar, memiliki 4.431 peternak dengan populasi ternak 11 juta ekor dimana produksi rata rata mencapai 450 ton per hari. Secara regional Provinsi Jatim telah menyumbang 27,37 persen dari kebutuhan telur nasional.

Dayat berharap dalam waktu dekat perlu ada konsolidasi dan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk sosialisasi dari pemda tingkat dua maupun Provinsi Jatim.

"Perlu kita lakukan konsolidasi dan koordinasi dengan pihak terkait," paparnya. Lebih jauh Dayat mengatakan telur yang dihasilkan peternak ayam yang menggunakan cara good farming practice dipastikan aman.

Di sisi lain peternak juga menggunakan bahan baku yang baik dan berkualitas. Kendati demikian ia berharap para peternak ikut pro aktif bersosialisasi ke masyarakat konsumen bahwa peristiwa di Sidoarjo, tidak terjadi pada telur komersil.

Kasus yang ditemukan terjadi pada telur ayam kampung yang pemeliharaannya dilepas atau liar. "Kita mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menerima Informasi," paparnya.

Seperti diberitakan International Polluttans Elimination Network (IPEN) bersama Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal Indonesia merilis laporan "Plastic Waste Poisons Indonesia's Food Chain".

Dari hasil penelitian yang dirilis November 2019 disebutkan pabrik tahu di Tropodo, Sidoarjo, terkontaminasi dioksin atau senyawa beracun hasil pembakaran sampah plastik.

Lokasi limbah plastik impor dari China itu juga mengkontaminasi telur yang dihasilkan ayam yang mencari makan disana. Tingkat dioksin telur ayam di Tropodo, Sidoarjo, dianggap sama dengan telur ayam di Bien Hoa Vietnam, yang dikenal memiliki kontaminasi dioksin terparah di dunia.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6487 seconds (0.1#10.140)