Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi
![Sang Legenda Ganda Putra...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/jatim/news/2019/11/20/2/16606/sang-legenda-gnda-putra-itu-telah-bersemayam-dalam-damai-abadi-fqp.jpg)
Suasana haru mewarnai pemakaman legenda bulutangkis Indonesia, Johan Wahyudi (66) di Taman Makam Asri Abadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A
A
A
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara Iman" (2 Timotius 4:7).
Sepenggal bacaan, menjadi pembuka dalam upacara penghormatan terakhir kepada almarhum Johan Wahyudi, yang dipimpin oleh Pendeta Widjaja Hendra, di Taman Makam Asri Abadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Terik mentari, menyinari tanah cokelat di pemakaman, saat butir-butir bening berlinang dari sudut berpasang-pasang mata yang mengelilingi pusaran penuh rangkaian bunga.
Rapal doa, dan nyanyian kudus yang penuh kekhusukan, mengiringi sang legenda bulutangkis Indonesia itu untuk bersemayam dalam damai abadi di surga. Sang legenda mangkat di usia 66 tahun, usai menjalani perawatan medis di RS Panti Waluyo Malang.
"Almarhum adalah seorang pejuang. Dalam hidupnya, selalu dilaluinya dengan perjuangan dan keteguhan iman hingga mencapai garis akhir, saat Tuhan kembali memanggilnya," ucap sang pendeta dihadapan para jemaat, dan sanak kadang sang legenda.
![Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi]()
Ya, Johan Wahyudi yang meninggal dunia pada Jumat (15/11/2019), dan dimakamkan di Taman Makam Asri Abadi, pada Selasa (20/11/2019), merupakan salah satu lengenda bulutangkis, yang telah mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi.
Selama berkaris di dunia bulutangkis, almarhum bermain di sektor ganda putra bersama Tjun Tjun. Segudang prestasi telah mereka raih, di antaranya meraih juara dunia bulutangkis ganda putra di Malmoe, Swedia, tahun 1977.
Selain itu, pasangan ganda putra ini juga turut membawa nama Indonesia, harus di mata dunia, saat merebut gelar juara Thomas Cup 1976 di Bangkok, dan tahun 1979 di Jakarta.
Sang legenda, bersama pasangannya juga meraih juara All England, pada tahun 1973, 1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980. Pasangan ganda putra ini juga berhasil meraih medali emas Asian Games 1974 di Teheran, Iran.
Sang legenda telah pergi dalam keabadian. Menembus garis akhir dalam perjuangan kerasnya selama hidup di dunia. Dia meninggalkan seorang istri, Evie Sianawati, dan empat orang anak yakni, Cindy Olivia, Daniel Wahyudi, Astrid Olivia, dan Paulus Wahyudi.
Selain itu juga meninggalkan tiga orang menantu, yakni Raymond Fernando, Michael Lumintang, dan Henny Prasetyo, serta seorang calon menantu Desi. Sang legenda ini memiliki lima cucu, yakni Darlene Mikayla Lumintang, Marvell Oliver Lumintang, Samantha Paul, Samara Paul, dan Sea Alexandra Paul.
![Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi]()
Wali Kota Malang, Sutiaji yang juga merupakan penggemar olah raga bulutangkis, menyebut almarhum adalah legenda bulutangkis yang menjadi inspirasi generasi masa kini dan yang akan datang.
"Prestasinya membuktikan kualitas dan kerja kerasnya. Serta rasa cintanya yang sangat tinggi untuk bangsa dan negara ini. Kami menaruh hormat kepada beliau, atas seluruh jasanya," tuturnya.
Evie Sianawati mengakui, hidup, hati, dan pikiran suaminya itu memang sudah menyatu dengan bulutangkis. "Meski sudah pensiun, papa masih setia dengan bulutangkis. Bahkan, masih melatih, dan bersama-sama temannya memproduksi shuttlecock dengan merk JM," ungkapnya.
Diakuinya, sang suami akan selalu semangat saat membahas soal bulutangkis. Bahkan, akan selalu hadir saat diundang acara-acara bulutangkis. Terakhir, sempat menghadiri acara bulutangkis di Australia, bahkan ikut dalam pertandingan eksebisi.
![Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi]()
Bagi putra dan putrinya, Johan Wahyudi merupakan sosok yang selalu mewariskan kerja keras, dan kedisiplinan. "Papa orangnya pekerja keras, dan disiplin. Di hati dan jiwanya, adanya adalah Merah Putih yang harus terus berkibar dan dihormati dunia, salah satunya lewat bulutangkis," ujar Daniel Wahyudi, putra kedua sang legenda.
Daniel menyebut, papanya seorang keras dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya, serta selalu menanamkan sikap penuh kesederhanaan. Kepeduliannya terhadap bulutangkis sangat tinggi, dan selalu ingin Indonesia berprestasi di dunia.
"Bagi papa, Indonesia, memiliki banyak potensi dan bibit muda yang bisa terus dikembangkan. Sampai akhir hayatnya, papa masih memikirkan bulutangkis, bahkan melatih sendiri anak-anak muda yang berminat di olah raga bulutaangkis. Papa orang yang disiplin dan pekerja keras," ujarnya.
Indonesia, telah kehilangan salah satu legendanya. Putra terbaik tanah pertiwi, yang telah menjaga kibaran Merah Putih di langit biru. Kini, sang legenda itu telah pulang dalam damai keabadian, kerja kerasnya mencapai garis akhir telah dipenuhinya.
Kepergiannya, tidak boleh sia-sia. Generasi tanah nusantara, harus mampu mewarisi semangat dan kerja kerasnya untuk menjadi yang terbaik di muka bumi ini...
Sepenggal bacaan, menjadi pembuka dalam upacara penghormatan terakhir kepada almarhum Johan Wahyudi, yang dipimpin oleh Pendeta Widjaja Hendra, di Taman Makam Asri Abadi, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Terik mentari, menyinari tanah cokelat di pemakaman, saat butir-butir bening berlinang dari sudut berpasang-pasang mata yang mengelilingi pusaran penuh rangkaian bunga.
Rapal doa, dan nyanyian kudus yang penuh kekhusukan, mengiringi sang legenda bulutangkis Indonesia itu untuk bersemayam dalam damai abadi di surga. Sang legenda mangkat di usia 66 tahun, usai menjalani perawatan medis di RS Panti Waluyo Malang.
"Almarhum adalah seorang pejuang. Dalam hidupnya, selalu dilaluinya dengan perjuangan dan keteguhan iman hingga mencapai garis akhir, saat Tuhan kembali memanggilnya," ucap sang pendeta dihadapan para jemaat, dan sanak kadang sang legenda.
![Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi](https://a-img.sindonews.net/jatim/images_article/original/johan%20wahyudi%203.jpg)
Ya, Johan Wahyudi yang meninggal dunia pada Jumat (15/11/2019), dan dimakamkan di Taman Makam Asri Abadi, pada Selasa (20/11/2019), merupakan salah satu lengenda bulutangkis, yang telah mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi.
Selama berkaris di dunia bulutangkis, almarhum bermain di sektor ganda putra bersama Tjun Tjun. Segudang prestasi telah mereka raih, di antaranya meraih juara dunia bulutangkis ganda putra di Malmoe, Swedia, tahun 1977.
Selain itu, pasangan ganda putra ini juga turut membawa nama Indonesia, harus di mata dunia, saat merebut gelar juara Thomas Cup 1976 di Bangkok, dan tahun 1979 di Jakarta.
Sang legenda, bersama pasangannya juga meraih juara All England, pada tahun 1973, 1974, 1975, 1977, 1978, 1979, 1980. Pasangan ganda putra ini juga berhasil meraih medali emas Asian Games 1974 di Teheran, Iran.
Sang legenda telah pergi dalam keabadian. Menembus garis akhir dalam perjuangan kerasnya selama hidup di dunia. Dia meninggalkan seorang istri, Evie Sianawati, dan empat orang anak yakni, Cindy Olivia, Daniel Wahyudi, Astrid Olivia, dan Paulus Wahyudi.
Selain itu juga meninggalkan tiga orang menantu, yakni Raymond Fernando, Michael Lumintang, dan Henny Prasetyo, serta seorang calon menantu Desi. Sang legenda ini memiliki lima cucu, yakni Darlene Mikayla Lumintang, Marvell Oliver Lumintang, Samantha Paul, Samara Paul, dan Sea Alexandra Paul.
![Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi](https://a-img.sindonews.net/jatim/images_article/original/johan%20wahyudi%202.jpg)
Wali Kota Malang, Sutiaji yang juga merupakan penggemar olah raga bulutangkis, menyebut almarhum adalah legenda bulutangkis yang menjadi inspirasi generasi masa kini dan yang akan datang.
"Prestasinya membuktikan kualitas dan kerja kerasnya. Serta rasa cintanya yang sangat tinggi untuk bangsa dan negara ini. Kami menaruh hormat kepada beliau, atas seluruh jasanya," tuturnya.
Evie Sianawati mengakui, hidup, hati, dan pikiran suaminya itu memang sudah menyatu dengan bulutangkis. "Meski sudah pensiun, papa masih setia dengan bulutangkis. Bahkan, masih melatih, dan bersama-sama temannya memproduksi shuttlecock dengan merk JM," ungkapnya.
Diakuinya, sang suami akan selalu semangat saat membahas soal bulutangkis. Bahkan, akan selalu hadir saat diundang acara-acara bulutangkis. Terakhir, sempat menghadiri acara bulutangkis di Australia, bahkan ikut dalam pertandingan eksebisi.
![Sang Legenda Ganda Putra Itu Telah Bersemayam Dalam Damai Abadi](https://a-img.sindonews.net/jatim/images_article/original/johan%20wahyudi%201.jpg)
Bagi putra dan putrinya, Johan Wahyudi merupakan sosok yang selalu mewariskan kerja keras, dan kedisiplinan. "Papa orangnya pekerja keras, dan disiplin. Di hati dan jiwanya, adanya adalah Merah Putih yang harus terus berkibar dan dihormati dunia, salah satunya lewat bulutangkis," ujar Daniel Wahyudi, putra kedua sang legenda.
Daniel menyebut, papanya seorang keras dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya, serta selalu menanamkan sikap penuh kesederhanaan. Kepeduliannya terhadap bulutangkis sangat tinggi, dan selalu ingin Indonesia berprestasi di dunia.
"Bagi papa, Indonesia, memiliki banyak potensi dan bibit muda yang bisa terus dikembangkan. Sampai akhir hayatnya, papa masih memikirkan bulutangkis, bahkan melatih sendiri anak-anak muda yang berminat di olah raga bulutaangkis. Papa orang yang disiplin dan pekerja keras," ujarnya.
Indonesia, telah kehilangan salah satu legendanya. Putra terbaik tanah pertiwi, yang telah menjaga kibaran Merah Putih di langit biru. Kini, sang legenda itu telah pulang dalam damai keabadian, kerja kerasnya mencapai garis akhir telah dipenuhinya.
Kepergiannya, tidak boleh sia-sia. Generasi tanah nusantara, harus mampu mewarisi semangat dan kerja kerasnya untuk menjadi yang terbaik di muka bumi ini...
(eyt)