Mahasiswa UK Petra Suguhkan Wajah Siwalankerto 15 Tahun Mendatang

Kamis, 24 Oktober 2019 - 17:39 WIB
Mahasiswa UK Petra Suguhkan “Wajah” Siwalankerto 15 Tahun Mendatang
Perwakilan tiga kelompok terbaik menunjukkan karyanya dalam pameran karya bertajuk Visionary Architecture towards City 2.0 case study Siwalankerto, di UK Petra Surabaya, Kamis (24/10/2019). Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Wajah gemerlap perkotaan tak luput dari transformasi dari lingkungan perkampungan.

Meningkatnya ekonomi masyarakat selalu diiringi dengan pembangungan. Hal itu ditangkap oleh mahasiswa Program Studi Arsitektur UK Petra Surabaya.

Sejumlah mahasiswa semester tujuh yang tergabung beberapa kelompok, menyuguhkan maket kawasan “Wajah” Siwalankerto dalam 15 tahun mendatang. Karya-karya maket yang berawal dari beragam kampung Kawasan Siwalankerto mereka pamerankan dalam pameran bertajuk Visionary Architecture towards City 2.0 case study Siwalankerto, di ruang pamer Perpustakaan UK Petra, Gedung Radius Prawiro, Kamis (24/10/2019).

Dosen pembimbing kelas studio, Rony Gunawan Sunaryo, mengatakan, “Wajah” Siwalankerto dalam 15 tahun mendatang ini merupakan bagian dari capaian pembelajaran, penugasan di kelas Mata Kuliah Studio Merancang Tematik dengan mengambil konteks kawasan perkotaan.

"Setelah sebelumnya membahas Kawasan Gubeng, Darmo, dan Tunjungan, kali ini kami membahas rumah sendiri yaitu Siwalankerto. Metode yang khas di studio arsitektur adalah problem based learning, yaitu berawal dari penemuan masalah rancangan yang akan diselesaikan," kata dia.

Rony mengungkapkan, penemuan masalah rancangan dilakukan melalui proses survei, observasi lapangan dan riset literatur. Dari seluruh mahasiswa Studio Tematik terdiri dari 15 kelompok dengan 8-10 mahasiswa di tiap kelompoknya.
"Dari situ dihasilkan 30 karya," kata dia.

Karya yang dipamerkan terdiri dari konsep perencanaan, perspektif kawasan, poster dan maket kawasan. Total luas bagian Kawasan Siwalankerto yang menjadi target para mahasiswa ini mencapai 45 hektare. Setiap kelompok mendapat luasan 1 hektar untuk dirancang.

Kawasan Siwalankerto, lanjut Rony, dalam 30 tahun terakhir ini mengalami banyak perubahan. Sebagian menyisakan “wajah” kampung aslinya. Sebagian ada yang berubah dengan hadirnya fungsi komersial dan pendidikan tinggi.

"Melalui tugas ini, para mahasiswa mencoba memberi pemikiran masa depan Kawasan Siwalankerto. Beberapa asumsi tentang kondisi masa depan diberikan sebagai acuan, antara lain sistem transportasi massal dan tata ruang dengan kepadatan tinggi. Secaa umum konsep desain masa depan mengarah pada rancangan kawasan yang walkable, inclusive dan hijau sesuai konsep City 2.0," kata Rony.

City 2.0 merupakan fase pertumbuhan kota dimana terjadi kolaborasi dan integrasi antar disiplin ilmu. Bentuk rancangan para mahasiswa harus kreatif, inovatif dan spektakuler. Tak lupa juga dalam desain tersebut harus menciptakan desain yang hemat energi, ramah lingkungan, dan meningkatkan sense of place.

Dosen pengampu mata kuliah ini terdiri dari Rully Damayanti, Rony Gunawan Sunaryo, Bisatya Widadya Maer, Danny Santoso Mintorogo dan Bram Wayne.

Selain mendapatkan penilaian internal dari dosen pengampu dan dosen tutor kelompok, hasil rancangan mahasiswa mendapatkan penilaian eksternal dari praktisi arsitek.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2067 seconds (0.1#10.140)