'The Cues' Tumbuhkan Rasa Simpati pada Anak Milenial

Rabu, 25 September 2019 - 21:52 WIB
The Cues Tumbuhkan Rasa Simpati pada Anak Milenial
Pementasan drama komedi Petra Little Theatre bertajuk The Cues, di UK Petra Surabaya, Rabu (25/9/2019). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Sikap cuek dan tidak punya rasa simpati pada lingkungan, terutama anak-anak muda era sekarang, seolah telah menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja di masyarakat.

Padahal, di sisi lain sikap itu menimbulkan kegelisahan sebagian masyarakat Indonesia yang masih memegang adat ketimuran.

Melihat fenomena itu, Petra Little Theatre, melalui "The Cues" ingin menunjukkan bahwa anak-anak muda pun sebenarnya bisa menjadi manusia-manusia yang peduli, dan peka terhadap kebutuhan sekitarnya. "The Cues" memperlihatkan melalui drama komedi bahwa ada proses yang memang harus dialami bersama untuk menuju rasa memiliki tersebut.

Penulis The Cues, Meilinda menuturkan, ada sebuah wadah yang tepat untuk melatih rasa dan kepekaan anak-anak muda, yaitu dengan berkesenian. Teater adalah wadah yang baik dan tepat terutama untuk anak-anak muda, untuk melatih rasa.

"Mulai dari kepekaan, sehingga mereka dapat mulai bersimpati untuk kemudian berempati," katanya. Karya "The Cues" merupakan sebuah impian Meilinda untuk menarik minat anak-anak muda dalam bekersenian.

Sementara itu, sutradara muda lulusan English for Creative Industry UK Petra, Maria K. Salelatu, mengatakan dalam pementasan teater berbahasa Inggris "The Cues" memberikan pengalaman lonjakan-lonjakan emosi yang akan dirasakan penonton saat menyaksikan sebuah live-perfomance.

"Banyak yang mengira pertunjukan teater itu membosankan. Mereka bahkan bisa memahami dan menjadi bagian dari cerita yang disajikan di atas panggung," ujarnya.

"The Cues" bercerita tentang sekelompok anak-anak muda dengan berbagai latar belakang, pola pikir dan sudut pandang mereka masing-masing saat harus bekerja bersama di balik panggung untuk sebuah pementasan.

Seperti yang dialami oleh Lydia Santoso, tokoh utama kita dalam cerita ini. Seorang anak ingusan, Assistant Stage Manager, yang tiba-tiba harus memikul tanggung jawab sebagai Stage Manager yang memimpin jalannya pementasan.

Apa saja yang harus ia putuskan ketika masalah demi masalah muncul, satu jam sebelum pementasan dimulai? Akankah ia dan teman-teman satu timnya menyadari bahwa semangat bekerja bersama saja tidak cukup? Dan ada saat-saat di mana mereka harus bekerjasama? Karena pada akhirnya, apa pun masalah yang terjadi, sebuah pertunjukan tetap harus berjalan.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9854 seconds (0.1#10.140)