Putri Pengayuh Becak Jadi Doktor dengan IPK Sempurna di ITS

Sabtu, 14 September 2019 - 04:45 WIB
Putri Pengayuh Becak Jadi Doktor dengan IPK Sempurna di ITS
Lailatul Qomariyah, anak seorang tukang becak mampu meraih gelar doktor dengan IPK sempurna di ITS.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Latar belakang ekonomi keluarga yang sederhana tak menyurutkan keinginan untuk menempuh pendidikan di berbagai jenjang. Lailatul Qomariyah, anak seorang tukang becak mampu meraih gelar doktor dengan IPK sempurna, yakni 4,00.

Gadis berusia 27 tahun asal Pamekasan, Madura ini berjuang mencari uang sendiri agar bisa melanjutkan kuliah dan menghidupinya hingga berhasil meraih gelar doktor dari Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Gadis berkerudung ini akan diwisuda Minggu (15/9/2019) besok.

Selama menjalani masa pendidikan, Laila, panggilan akrabnya, mencari tambahan penghasilan melalui profesi guru les privat. Meskipun ia telah memperoleh beasiswa untuk membantu biaya kuliahnya. Berhubung alat transportasi yang dimiliki Laila hanya berupa sepeda ontel, ia pun hanya mengajar murid tingkat SMP dan SMA di sekitar wilayah kampus ITS.

Anak sulung dari pasangan Saningrat (43) dan Rusmiati (40) ini mengaku bahwa dirinya ingin mengubah nasib keluarganya. Meski pendapatan Saningrat sebagai pengayuh becak dan Rusmiati sebagai buruh tani yang tergolong di bawah rata-rata, tidak cukup untuk membiayai sekolah Laila.

Nyatanya, alumnus S-1 Teknik Kimia ITS ini tetap sanggup menyelesaikan studi doktoral (S-3) tanpa bergantung kepada kedua orang tuanya. Laila merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang masuk ITS melalui jalur prestasi.

Selanjutnya, ia meneruskan pendidikannya dengan beasiswa dari program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Yakni beasiswa program percepatan pendidikan yang diberikan kepada lulusan sarjana yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi seorang Doktor dengan masa pendidikan selama empat tahun.

Dalam memberikan les privat, mata pelajaran yang diajarkan Laila kepada muridnya pun variatif. Berkat wawasan akademiknya yang luas, perempuan yang juga mengambil Magister di ITS ini sanggup mengajar matematika, fisika, kimia, bahasa Inggris, dan pelajaran umum lainnya. Tercatat sejak awal menginjak bangku kuliah di program sarjana, Laila telah melakoni rutinitas ini demi tercukupinya kebutuhan sehari-hari gadis ini.

Gadis kelahiran Pamekasan, 16 Agustus 1992 ini mengikuti prinsip yang diajarkan dalam kitab Alquran. “Dalam Alquran disebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum tanpa usaha dari kaum tersebut,” ujarnya.

Selain itu, katanya, orang tua dan guru sekolah Laila juga rutin memberikan pesan bahwa pendidikan dan pekerjaan yang dijalaninya harus jauh lebih tinggi dibanding yang didapatkan kedua orang tuanya.

Buah kerja keras yang dilakoni Laila tidak dapat dipandang sebelah mata. Tercatat, melalui topik disertasinya, ia berhasil menyelesaikan program doktoral dengan IPK 4.0. Sebuah prestasi tersendiri bagi mahasiswi yang rutin meneliti ini. Di samping itu, agar seluruh aktivitasnya yang padat dapat terlakoni semua, ia harus tahan tidur hanya empat jam dalam sehari.

Laila mengaku sangat ingin untuk terus berkontribusi bagi ITS selepas kelulusannya. Dirinya merasa berat meninggalkan ITS dan dosen-dosen dan karyawannya yang telah membantu Laila mewujudkan impian. Tidak sedikit pula dosen yang meminta kepada Laila agar tetap bertahan melanjutkan penelitian atau mengajar di ITS.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.8015 seconds (0.1#10.140)