Manfaatkan Kecanggihan Teknologi, Hasil Tangkapan Ikan Bisa Tujuh Kali Lipat

Kamis, 29 Agustus 2019 - 18:10 WIB
Manfaatkan Kecanggihan Teknologi, Hasil Tangkapan Ikan Bisa Tujuh Kali Lipat
Rustam Adji (dua dari kanan) mengaku tangkapan ikan bisa tujuh kali lipat setelah memanfaatkan teknologi.Foto/Sindonews/masdarul
A A A
JEMBRANA - Aplikasi Laut Nusantara memberikan keuntungan bagi para nelayan Tanah Air. Dengan aplikasi ini, semua data menyangkut keberadaan ikan, jarak dari pantai dan informasi lain bisa diketahui sebelum nelayan berangkat. Tingkat akurasi aplikasi ini di atas 90 persen.

Salah seorang nelayan yang menggunakan aplikasi ini adalah Rustam Adji, warga Jimbaran, Bali. Pria kelahiran Banyuwangi ini sejak kecil sudah bergelut dengan jaring dan ombak di laut.

"Sejak kecil saya sudah mencari ikan. Karena orang tua saya nelayan," ujar Rustam saat ditemui di acara Inovasi Bahari yang diinisisai Badan Riset dan Observasi Laut (BROL)-Kementerian Perikanan dan kelautan di Jembrana, Bali.

Rustam yang merupakan nelayan Selat Bali ini sudah melek teknologi. Sejak 2014 sudah memanfaatkan teknologi. Waktu itu namanya citra satelit penginderaan jarak jauh. Dia tak lagi gambling saat akan melaut. Menurutnya, teknologi berupa Laut Nusantara sangat membantunya. Tak lagi "buta" saat akan menentukan arah perahunya.

"Semua terarah, terukur dan keberadaan ikan bisa diketahui sejak sebelum berangkat," tuturnya. Tak hanya itu, jarak yang akan ditempuh dan kebutuhan bahan bakar juga sudah bisa diperhitungkan sejak di daratan.

Dengan kecanggihan teknologi, bapak satu anak ini menerapkan prinsip kerja cerdas. "Gak perlu tiap hari melaut. Ketika saya pantau di aplikasi ikannya banyak dan jaraknya terjangkau, saya berangkat," imbuhnya.

Secara ekonomi, hasil tangkapan saat ini cukup membantu nelayan. Kalau dulu hasil tangkapan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, sekarang bisa untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lain, termasuk bayar hutang.

Dia mengakui, dengan memanfaatkan teknologi, hasil tangkapan ikan bisa tujuh kali lipat, bahkan bisa lebih dari itu. Tentu saja, tambahnya, ini akan menguntungkan nelayan. Dia mengibatkan, kalau dulu istilahnya mencari ikan, sekarang menangkap ikan. "Dulu mencari ikan, tapi sekarang menangkap ikan. Karena keberadaan ikan sudah jelas. Tidak lagi mencari-cari," terangnya.

Hal senada diungkapkan Ny. Khusnul dari Desa Air Kuning, Jembrana. Nelayan yang hasil tangkapannya ikan layur ini mengharapkan pemerintah menyosialisasikan aplikasi Laut Nusantara ini kepada semua nelayan.

"Sekarang mungkin sosialisasinya belum maksimal. Kami mengharapkan terus disosialisasikan agar masyarakat nelayan mengatahui kecanggihan dari teknologi ini," ujarnya.

Diketahui, sejak diluncurkan satu tahun lalu, tepatnya 29 Agustus 2018, aplikasi Laut Nusantara sudah diunduh sekitar 15.000 pengguna aktif. Jumlah ini dipastikan terus bertambah seiring dilaunchingnya fitur baru aplikasi layanan data digital nelayan ini.

Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya, mengakui daya tarik aplikasi Laut Nusantara semakin kuat dan meluas di kalangan nelayan Indonesia. Penggunanya sudah tersebar luas di banyak daerah di Indonesia meski sosialisasi secara langsung belum dilakukan di daerah-daerah.

"Tentu ini fenomena yang sangat menggembirakan karena kami dan BROL (Badan Riset dan Observasi Laut) memang membangun aplikasi ini untuk meningkatkan produktivitas nelayan Indonesia. Hal ini juga berarti bahwa masyarakat nelayan Indonesia semakin menyadari arti penting keberadaan teknologi digital untuk membantu produktivitas mereka," ujar Yessie
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8833 seconds (0.1#10.140)