Di Kota Pahlawan, Semua Suku, Agama, dan Golongan Bersaudara

Minggu, 25 Agustus 2019 - 18:46 WIB
Di Kota Pahlawan, Semua Suku, Agama, dan Golongan Bersaudara
Warga Papua dan berbagai etnis lainnya di Kota Surabaya, bernyanyi dan berjoget bersama di CFD. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Suasana Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul, Kota Surabaya, hadirkan rasa persaudaraan sejati antara Papua, Surabaya, dan beragam etnis, Minggu (25/8/2019).

Ribuan masyarakat berbaur untuk bernyanyi dan berjoget bersama di salah satu taman yang terletak Jalan Raya Darmo Surabaya itu. Mereka menikmati pertunjukkan salah satu band yang beberapa personilnya berasal dari Papua.

Menariknya, masyarakat yang hadir di gelaran CFD, bukan hanya warga Surabaya, tapi juga berbagai etnis di Indonesia. Diantaranya Sulawesi, Papua, Bali hingga NTT (Nusa Tenggara Timur). Dengan iringan musik dari Abouhwim Band, tua muda hingga anak-anak berbaur bersama untuk berdendang dan menari.

Salah satu warga Papua Daniel Mabamba menuturkan, dirinya begitu antusias menikmati pertunjukkan musik pagi ini. Menurutnya, selama tinggal di Surabaya, masyarakatnya sungguh ramah dan saling menghormati satu sama lain.

"Semua bisa hidup bergandengan di sini, dan kami juga merasa senang, dan merasa nyaman tinggal di Kota Surabaya," kata Daniel.

Di Kota Pahlawan, Semua Suku, Agama, dan Golongan Bersaudara


Bahkan, lanjutnya, dalam pertunjukkan musik itu, beberapa lagu daerah tak lupa dinyanyikan. Diantaranya, Sajojo, Aku Papua, Tanah Papua, Tanjung Perak, Mlaku-mlaku Nang Tunjungan dan ditutup dengan lagu Maumere.

"Tadi kita menari lagu Sajojo dan teman-teman yang dari panggung juga menyanyikan lagu-lagu Papua dan itu membuat kami senang," jelas pria asli Sorong Papua itu.

Kebersamaan ini terlihat semakin akrab, ketika anak-anak Papua bersama ribuan masyarakat Surabaya bergandengan tangan menari berkeliling di Taman Bungkul. Momen haru pun terlihat, ketika mereka saling berpelukan usai menari dan bernyanyi bersama.

Daniel menilai, keberagaman etnis masyarakat yang tinggal di Surabaya, membuat Kota Pahlawan semakin nyaman untuk ditinggali. Apalagi, selama ini banyak mahasiswa asal Papua juga menempuh pendidikan di Surabaya. "Setiap mahasiswa yang dari Papua juga merasa nyaman di Surabaya dan semua masyarakat sama tidak ada perbedaan," katanya.

Ia berharap, keberagaman masyarakat di Surabaya bisa terus terjaga. Dengan begitu, Kota Surabaya akan terus nyaman dan aman untuk ditinggali dari berbagai masyarakat suku etnis di Indonesia. "Karena kita satu, kita sama, tidak ada perbedaan masyarakat satu dengan yang lain," ucapnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.2116 seconds (0.1#10.140)