Serunya Mahasiswa Asing Ikuti KKN UK Petra di Kaki Gunung Anjasmoro

Jum'at, 26 Juli 2019 - 23:15 WIB
Serunya Mahasiswa Asing Ikuti KKN UK Petra di Kaki Gunung Anjasmoro
Mahasiswa mengembangkan proyek fisik dan nonfisik bersama warga sekitar di enam dusun yang tersebar di Kecamatan Gondang dan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
MOJOKERTO - Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan KKN biasanya berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Tentunya ada sebuah transformasi keilmuwan dan banyak pengalaman yang didapat oleh peserta selama hidup bersama dengan masyarakat lokal, terlebih jika KKN itu melibatkan mahasiswa lintas negara. Seperti halnya yang dijalankan oleh Universitas Kristen Petra Surabaya di Kabupaten Mojokerjo

Selama tiga minggu, terhitung mulai 18 Juli hingga 08 Agustus 2019, sebanyak 117 mahasiswa dari tujuh negara terdiri dari mahasiswa Belanda, Taiwan, Hong Kong, Korea, Tiongkok, Jepang dan Indonesia, ikut mengabdi dan hidup ditengah-tengah masyarakat di lereng pegunungan Anjasmoro.

Rektor UK Petra Surabaya, Prof. Djwantoro Hardjito, mengatakan selama mengikuti program pengabdian dan pengembangan masyarakat atau "Community Outreach Program" (COP) 2019 ini, mahasiswa disebar pada enam dusun yang tersebar di Kecamatan Gondang dan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto

"Mereka akan membangun desa dan terlibat kegiatan proyek fisik dan nonfisik bersama warga sekitar,"katanya.

Djwantoro berharap, KKN Internasional bertema "Keep Blessing The Nations" ini baik mahasiswa Indonesia dan asing, mampu menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam menyelesaikan masalah yang selama ini dihadapi warga.

"lni akan menjadi pengalaman yang baik bagi peserta bahkan mungkin bisa mengubah hidup mereka," tuturnya.

Dari catatan panitia KKN, tercatat ada 12 peserta dari universitas yang berbeda yang mengikuti kegiatan ini. Mahasiswa UK Petra Surabaya ada 68 peserta, mahasiswa Dongseo University Korea Selatan 32 peserta, mahasiswa Inholland University Belanda 19 peserta, mahasiswa International Christian University Jepang 11 peserta, St.Andrew University Jepang 1 perserta dan Guangxi Normal University China 7 peserta.

Selain itu ada 8 mahasiswa dari The Education University of Hongkong, 8 mahasiswa Hong Kong Baptist University Hongkong, 4 mahasiswa Fu Jen Catholic University Taiwan, 4 mahasiswa Chung Yuan Christian University Taiwan, 10 mahasiswa University Khatolik Widya Mandira Kupang dan 5 mahasiswa University Kristen Krida Wacana Jakarta.

Selama menjalani pengabdian, ratusan mahasiswa tersebut hidup membaur dengan masyarakat, mereka makan dan tidur di rumah-rumah warga sekitar. Hal itulah yang menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa, terutama mahasiswa asing.

Fleur Adriana Maria Elisabeth van Den Berg, misalnya, mahasiswa dari Inholland University, Belanda ini mengaku bangga mengikuti KKN internasional yang digelar UK Petra. Kegiatan tersebut memberikan pengalaman baru bagi dia, salah satunya dapat merasakan kehidupan masyarakat desa di Indonesia.

"Yang menarik adalah mengenal secara langsung orang Indonesia. Mereka sangat ramah. Alam di sini sangat bagus, hal itu tidak saya temukan di Belanda. Ini adalah pengalaman pertama saya pergi ke negara yang sangat jauh,"ungkap mahasiswa cantik jurusan Media and Entertainment Managemen itu.

Dosen pembimbing COP 2019 UK Petra, Dwi Setiawan menjelaskan, program KKN internasional bersifat tematik dan berkelanjutan. Pada tahun ini, kata Dwi, tema yang diangkat adalah "Desa Sehat dan Wisata" karena ada potensi wisata di Desa Begaganlimo yakni wisata Akar Seribu.

"Kegiatan ini dalam rangka menyukseskan program desa sehat dan sejahtera ada kegiatan fisik dan nonfisik. Kegiatan fisik pembangunan green house untuk anggrek. Karena anggrek punya nilai jual, jadi wisatawan bisa langsung membeli," kata dia.

Sedangkan kegiatan nonfisik yang dilakukan seperti pengembangan seni karawitan, di Dusun Troliman, Desa Begaganlimo. Hanya saja, karena penabuh gamelannya masih belajar otodidak, akhirnya didatangkan pelatih yang profesional.

"Tujuannya tentu untuk mendukung wisata di desa ini. Selain mendukung wisata mahasiswa juga mengajar di PAUD dan melatih kreatif anak-anak di pinggir hutan. Selain itu merenovasi PAUD,"tegasnya.

Salah satu warga Dusun Begagan, Kardi, mengaku bangga desanya dipercaya sebagai tempat pelaksanaan program KKN tersebut. Baginya, kedatangan mahasiswa asing dikampungnya cukup memberikan nuansa tersendiri bagi warga sekitar. Apalagi, ada mahasiswa asal Korea yang juga menginap dirumah sederhananya.

"Kita warga sini cukup senang, ya meskipun gak bisa omong-omongan pakai bahasa ingris, tapi kan bisa pakai bahasa isyarat,"kata dia.

Kardi berharap, kehadiran mahasiswa ini bisa menambah wawasan masyarakat, begitu pula mahasiswa bisa mengambil hikmah dari kehidupan sederhana dari masyarakat desa.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7794 seconds (0.1#10.140)