Enam Hari Terendam Banjir, Ratusan Buku SDN Tempuran Mojokerto Rusak

Rabu, 08 Mei 2019 - 13:13 WIB
Enam Hari Terendam Banjir, Ratusan Buku SDN Tempuran Mojokerto Rusak
Siswa SDN Tempuran membersihkan ruang kelas pasca diterjang banjir selama 6 hari.Foto/SINDONews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Banjir yang merendam Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, akhirnya surut. Setelah selama 6 hari, banjir akibat luapan air Kali Gunting melumpuhkan aktivitas warga setempat. Termasuk kegiatan belajar mengajar di SDN Tempuran.

Bagaimana tidak, selama 6 hari luapan air bah tak hanya merendam rumah warga. Belasan ruang kelas dan kantor guru di SDN Tempuran juga tergenang banjir. Bahkan ketinggian air mencapai 30 cm di dalam ruang kelas. Termasuk di dalam ruang perpustakaan.

Para siswa dan pihak sekolah pun langsung berupaya membersihkan lumpur pasca banjir surut. Dibantu petugas TNI, mereka gotong royong menyapu lumpur yang dan sampah sisa-sisa banjir yang memenuhi ruang kelas.

Tak hanya itu, mereka juga berusaha menyelamatkan ratusan buku yang basah terkena banjir. Buku-buku yang disimpan di perpustakaan sekolah itu tak sempat diselamatkan saat banjir menerjang Dusun Tempuran dan Bekucuk sejak Rabu 1 Mei 2019 lalu.

"Semua ruang kelas kotor karena banjir. Tadi niatnya ingin sekolah, karena sudah surut, tidak tahunya kelasnya masih kotor, akhirnya kerja bakti sama teman-teman membersihkan ruang kelas," kata Indah (11), siswa SDN Tempuran Rabu (7/5/2019).

Bocah yang masih duduk dibangku kelas kelas VI ini berharap agar banjir tak lagi menerjang sekolahnya. Sebab, tak hanya sekolah, akibat luapan air bah ini, rumahnya di Dusun Tempuran, juga ikut terendam. Sehingga ia pun harus mengungsi ke rumah saudaranya.

"Jangan banjir lagi. Kalau banjir terus seperti ini, kami tidak bisa belajar. Karena semua bangunan terendam air, sekolahnya juga," kata dia.

Senada dengan Indah, Hafid Syabana siswa kelas VI SDN Tempuran, juga menuturkan hal yang sama. Dia meminta pemerintah untuk segera menangani banjir yang sudah enam hari merendam desanya. Sehingga membuat aktivitas menjadi lumpuh.

Sejak Kamis minggu kemarin sudah tidak sekolah, karena banjir. Padahal sebelumnya tidak pernah banjir seperti ini, paling cuma sampai jalan tidak sampai merendam. Inginnya, jangan sampai banjir lagi, tidak enak kami tidak bisa belajar," kata Hafid.

Sementara itu, guru SDN Tempuran Caroline Suprobowati menuturkan, banjir kali ini memang cukup parah. Seluruh ruangan sekolah tempatnya mengajar tidak ada satupun yang luput dari genangan banjir. Sehingga membuat seluruh ruangan kotor.

"Hari ini kami melakukan bersih-bersih, karena banjirnya baru surut sekarang. Soalnya seluruh ruangan tergenang banjir, mulai dari ruang kelas, ruang guru hingga UKS terendam semua. Maka itu sekarang penuh lumpur dan kotoran," kata Caroline, sembari membersihkan lumpur bersama para siswa.

Menurut dia, seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut kembali dihentikan. Usai melakukan kerja bakti bersih-bersih, para siswa akan dipulangkan lebih awal. Selain karena Ramadhan, ruang kelas juga belum bisa digunakan sepenuhnya untuk belajar.

Tak hanya menyisakan lumpur dan sampah, lanjut Caroline, banjir juga merusak sebagian fasilitas sekolah. Ratusan buku basah terendam air. Sedangkan beberapa almari tempat penyimpanan buku juga mengalami kerusakan.

"Di perpustakaan, kurang lebih ada 500 buku yang terendam dan kondisinya masih basah. Selain itu juga ada beberapa alamari yang rusak. Kami berharap ada perhatian untuk sekolah ini," pungkas Caroline.
(nth)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7042 seconds (0.1#10.140)